Moni tidak menjawab, dan hanya mengecilkan volume tangisannya. Sementara induk burung derkuku berlalu pergi untuk melanjutkan aktivitasnya.
Eshal dan Mona memperhatikan Moni dengan seksama. Mereka menganggap Moni masih dalam keadaan aman. Dan mereka pun tetap melanjutkan pekerjaan membuat sarang.
Tiba-tiba Eshal melihat Moni tergelincir dan jatuh ke bawah. Dengan sigap Eshal terbang ke arah Moni, lalu menangkap tubuh Moni sebelum jatuh ke tanah. Dipegangnya Moni dengan cengkraman yang lembut, lalu ditaruhnya di atas sarang setengah jadi.
"Moni, kamu baik-baik saja?" Tanya Mona yang sebenarnya sangat mencemaskan Moni.
"Seperti yang kamu lihat sekarang," jawab Moni ketus dengan mata yang sembab.
"Istirahatlah kamu, Moni. Jangan banyak gerak. Kalau kamu masih lapar, biar aku yang mencarikan makan untukmu," Eshal dengan ramah menawarkan bantuan kepada Moni. Eshal tidak berharap Moni akan menyambutnya dengan baik dan ramah.
"Aku tidak mau! Kamu menolongku, dan pasti itu ada maumu. Iya kan?" Kata Moni dengan ketus.
"Moni, lihatlah kebaikan Eshal untuk kita!" Kata Mona dengan kesal.
"Iya, Eshal menolong kita dengan tujuan untuk memangsa kita saat kita sudah dewasa nanti!" Kata Moni dengan nada yang keras.
"Moni, kalau aku berniat memangsamu, sudah aku mangsa kamu dari dulu. Dan untuk apa aku menunggumu dewasa jika hanya aku mangsa. Sepuluh kali kamu pun tidak akan membuatku kenyang dalam sekali makan," kata Eshal yang mulai kesal.
Mona terdiam karena merasa malu dengan Eshal yang sudah banyak menolongnya. Mona pun menyerah dan pasrah jika akhirnya Eshal pun melakukan hal terburuk kepada Moni. Tetapi dari hati terdalam, Mona yakin jika Eshal tidak akan melakukan hal-hal yang buruk. Moni semakin menangis terisak. Tidak jelas menangis karena Moni menyesal terhadap perbuatannya sendiri atau Moni tetap tidak mau menerima Eshal.