Adik-adik Caltha menuruti perintah Caltha. Sedangkan Caltha berjalan perlahan mendekat Kakek Lipan, memastikan apa yang terjadi. Ditatapnya muka Kakek Lipan yang masih terpejam, lalu dipanggil dengan pelan karena takut jika Kakek Lipan marah.
"Kakek Lipan. Kakek...?" Kata Caltha sambil menyiapkan diri untuk segera lari jika Kakek Lipan marah.
Kakek Lipan hanya diam, tak kunjung membuka matanya. Kemudian Caltha memanggil lagi, dan masih terdiam dengan mata terpejam juga.
"Kakek Lipan?" Lanjut Caltha kemudian.
Kakek Lipan terbangun lalu menggeliat kencang sambil berkata, "Siapa yang berani mengganggu tidurku?"
Caltha lari menjauh karena ketakutan. Adik-adiknya pun saling menjerit dan saling berpelukan. Caltha sangat panik.
"Kenapa kalian membangunkanku? Dan sekarang berisik. Diamlah kalian!" Kata Kakek Lipan dengan suaranya keras yang sudah menjadi ciri khasnya.
"Maaf Kakek. Kami hanya ingin tahu keadaan bayi larva," kata Caltha dengan muka ketakutan.
"Iya. Dan pasti Kakek Lipan sudah mencelakakan bayi larva ya?" Tuduh Xavier dengan nada yang ketus.
"Xavier, diamlah!" Kata Caltha sambil membungkam mulut Xavier. "Aku takut jika kita salah bicara, Kakek Lipan akan semakin marah," Caltha bicara dengan nada yang sangat pelan dan terdengar samar.
"Kalian bicara apa?" Kata Kakek Lipan kemudian.