"Iya, Paman," Jawab Kiree dengan suara yang sangat pelan.
Lalu Paman Kelelawar pun mengajak Kiree untuk menemui Karen. Dengan senang hati Kiree menerima Paman Kelelawar yang hendak menemui Ibunya. Sesampai di rumah tinggal sementara, Paman Kelelawar mengobati luka bakar Karen dari ramuan yang berasal dari sari-dari buah. Karen sangat senang dan berharap segera sembuh supaya bisa beraktivitas seperti semula, lalu mencari anaknya yang masih larva dan membangun istana sarang yang megah kembali.
"Paman Kelelawar, terimakasih ya sudah membantu pengobatan Ibuku. Aku sangat senang dan berharap Ibu segera sembuh," kata Kiree dengan gembira.
"Sama-sama, Kiree. Kita wajib saling tolong menolong. Rawatlah Ibumu dengan baik, paru-paru Ibumu terlalu lemah karena banyak menghirup karbondioksida. Berilah makan dan minum yang cukup. Jangan lupa juga untuk banyak beristirahat," kata Paman Kelelawar dengan penuh rasa sayang dan rasa kebersamaan.
"Baiklah! Aku akan menuruti perintahmu. Dan aku akan selalu mengenang kebaikanmu, Kelelawar," kata Karen dengan senang dan hati yang tulus.
"Tidak usah berbuah memujiku. Baiklah, aku mau pulang mengantarkan makanan berlimpah yang aku peroleh malam ini. Semoga lekas sembuh ya!" Paman Kelelawar pun berpamitan dan saling berjabat tangan dengan Karen dan Kiree.
Bersambung...
Ditulis oleh Lina WH
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H