"Kakek, kenapa Kakek ke sini? Kan Kakek bisa panggil kami dan kami akan datang ke kamar Kakek," kata Zain kepada Kakek Bisri.
"Tidak apa-apa. Kakek hanya ingin ikut berkumpul di sini. Bosan jika terus di kamar saja," jawab Kakek Bisri dengan suara terbata-bata.
"Minumlah dulu, Kakek," kata Viena sambil mengambil minuman untuk Kakek dan membantu meminumkannya.
"Kakek kenapa hanya minum sedikit?" Tanya Yigit dengan polosnya.
"Kakek tidak haus, Yigit," jawab Kakek Bisri dengan senyum tipisnya.
"Kalau tidak haus kenapa bicaranya terbata-bata? Bukankah berbicara terbata-bata itu karena tenggorokan kering?" Lanjut Yigit kemudian.
Mereka tertawa bersama. Lalu, Kakek Bisri pun menjawab, "Kakek sudah tua, wajar jika suara Kakek terbata-bata seperti ini."
Setelah puas bercanda bersama keluarga, mereka pun sepakat untuk tidur siang. Viena dan Yigit mengantarkan Kakek Bisri ke kamar. Ayah, Ibu dan Caltha membereskan meja makan. Winnie, Xavier dan Zain membereskan tempat tidur untuk tidur siang mereka. Sungguh kerjasama yang sangat bagus. Pembagian tugas yang tidak membuat iri.
Setelah adik-adiknya tidur siang, Caltha tidak ikut tidur siang. Caltha berniat untuk menengok larva kumbang, sambil membawa minuman.
"Caltha, matahari sangat terik. Sebaiknya nanti sore saja kamu mengunjungi bayi larva itu," kata Ayah Caltha yang melarang Caltha untuk menjenguk bayi larva.
"Tidak apa-apa Ayah. Aku akan berjalan di lapisan humus tanah teratas. Terik matahari tidak akan menyengat kulitku secara langsung," jawab Caltha yang tidak menuruti larangan Ayahnya.