Mohon tunggu...
Lina WH
Lina WH Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

• Ibu dari seorang anak laki-laki, Mifzal Alvarez.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Fabel - Caltha [Bagian 1]

21 Desember 2018   10:20 Diperbarui: 23 Desember 2018   22:32 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tetapi teriakan Caltha tersebut tetap tidak dihiraukan. Dan adik-adiknya tetap saling berebut naik ke tubuh larva kumbang.

"Hentikan!" Teriakan Caltha kali ini sangat keras dan membuat adik-adiknya kaget lalu menghentikan usaha menaiki larva kumbang.

"Ada apa, Caltha?" Tanya Yigit dengan rasa ingin tahu yang tinggi.

"Ayo kalian ke sini," perintah Caltha dan dipatuhi oleh adik-adiknya.

Adik-adik Caltha berjalan perlahan menuju Caltha. Lalu berbaris seperti urutan biasanya. Dari kiri ke kanan adalah Viena, Winnie, Xavier, Yigit dan Zain. Urutannya selalu seperti itu, karena ide Caltha supaya mereka tidak saling berebut. Saat tidur, makan atau duduk bersama pun urutannya selalu seperti itu.

"Dia itu larva Bibi Karen. Si kumbang yang bersarang di atas pohon trembesi itu. Dia juga makhluk hidup seperti kita. Dia akan kesakitan kalau kalian perlakukan seperti itu," kata Caltha dengan suara yang lembut.

"Tapi kenapa dia di sini?" Tanya Winnie kemudian.

"Aku tidak tahu. Mungkin dia terjatuh. Kasihan Bibi Karen, pasti sekarang sedang kebingungan mencarinya," jawab Caltha dengan lembut dan senyum tipisnya.

"Hai, lihatlah ke atas pohon trembesi itu. Aku tidak melihat ada sarang kumbang di sana," kata Yigit sambil menengadah  melihat pohon trembesi.

Kemudian saudara yang lain pun ikut menengadah ke atas. Matanya memandang dengan penuh seksama. Tetapi tidak menemukan sarang kumbang di atas sana.

"Iya, benar. Ada apa gerangan?" Kata Viena dengan penuh keheranan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun