"Kamu niat pacaran nggak sih sama aku? Seminggu kamu nggak kasih kabar," kata Kanaya dengan nada sedikit keras.
"Aku kan sudah bilang, Bapakku meninggal. Banyak saudara dan tetangga yang datang. Aku nggak enak donk sama mereka-mereka," Athen mulai berbohong dan memang berbohong itu telah mendarah-daging pada dirinya.
"Oh, I see!" Jawab Kanaya semakin jutek. "Lantas ini apa?" Kanaya pun menunjukkan foto sekaligus rekaman video yang dibuatnya kemarin lusa.
Athen terbelalak dan tetap menyangkal bahwa perempuan tersebut adalah kekasihnya yang lain.
"Ini Bela! Saudara aku yang juga kerja di daerah sini. Apa salahnya jika dia menghiburku disaat aku berduka?" Sangkalnya.
"Saudara? Sebegitu mesrakah?" Lanjut Kanaya.
"Bela anak dari pamanku. Kami sama-sama berduka. Dia menghiburku dengan cara dia."
Kanaya terdiam sejenak sambil menahan air mata dan berusaha tetap tenang supaya teman kost lain tidak merasa terganggu olehnya.
"Sayang, aku cinta kamu. Aku sayang kamu. Jangan mengira kalau Aku akan berpaling darimu. Aku mohon, maafkan aku jika kamu tidak suka atas perlakuan Bela kepadaku. Aku mohon, please!" Kata Athen sambil bersimpuh di hadapan Kanaya.
Kanaya pun luluh dan percaya kepada Athen serta meminta maaf kepada Athen karena sudah menuduhnya yang tidak benar. Athen tersenyum dan dalam hati berjingkrak atas keberhasilannya meluluhkan Kanaya kembali.Â
Bersambung...