Mohon tunggu...
Lina WH
Lina WH Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

• Ibu dari seorang anak laki-laki, Mifzal Alvarez.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Hilang Nurani - Bagian 4

11 Desember 2018   16:48 Diperbarui: 11 Desember 2018   17:01 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Ilustrasi : Dokumentasi Pribadi

Kanaya hanya terdiam dan yakin jika Athen bukanlah orang yang hanya memanfaatkannya seperti yang mereka katakan.

Kanaya sebenarnya sudah merasa bersalah dengan orang tua dan juga adik-adiknya. Tetapi, egonya terhadap Athen lebih besar, sehingga Athen lah yang lebih dipilih.

"Kamu dan Athen tuh sama, Kan! Sama-sama sudah tidak punya nurani. Sudah hilang nurani kalian!" Lanjut Betty dengan kata-kata yang lebih pedas.

Mata Kanaya terbelalak memandang Betty. Betty tetap tenang dan percaya pada pendiriannya bahwa Kanaya sudah kehilangan nurani.

"Cinta yang dewasa itu menyangkut masalah pengendalian diri bukan mengumbar diri. Cinta itu juga butuh logika, bukan hanya perasaan saja. Apalagi cinta itu bayar! Sudah pasti cinta itu tidak sehat," lanjut Betty.

"Bet, memang kamu master cinta? Pacaran juga tidak. Ah, mungkin kamu terlalu patah hati, jadi sesnsi dengan yang saling jatuh hati," kata-kata Kanaya sepertinya semakin dalam. Betty dan Aldo tetap tidak menghiraukannya karena mereka menganggap Kanaya adalah korban cinta yang salah.

"Bagaimana jika suatu saat kami memberikan banyak bukti kepadamu? Kan, aku tuh kasihan sama kamu dan juga orang tuamu. Walaupun orang tuamu tajir, tapi alangkah baiknya jika niat bersedekah itu diserahkan langsung kepada yang membutuhkan," Betty tetap berbicara walaupun tahu jika Kanaya tidak akan menghiraukannya.

"Ah sudahlah! Tidak perlu membahas itu lagi. Aku sudah percaya sama Athen. Aku dan dia punya tujuan yang sama. Memang kalian nggak melihat bagaimana Athen memperlakukan aku? Apakah itu sebuah kepalsuan? Jika aku lebih care masalah materi sama Athen, itu karena sekarang Athen sedang butuh. Dan aku mensupportnya," Kanaya berusaha menjelaskan, berharap Betty dan Aldo berhenti menyalahkannya.

Entahlah, Kanaya yang terkesan lembut dan pendiam itu sebenarnya adalah perempuan egois dan keras kepala. Terlalu labil dan selalu menganggap keputusannya adalah yang paling benar. Walaupun Kanaya tidak pernah memaksakan kehendak apapun kepada orang lain, tetapi pilihan untuk dirinya sendiri tetap dipaksakan. Iya, pilihan untuk tetap mempertahankan Athen dan membohongi kedua orang tuanya. Memang ada tahap di mana pemikiran dan sudut pandang seseorang sangat mudah dipengaruhi, berubah, dan juga berlebihan. 

Bersambung... 

Lina WH 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun