Arkian, daif tak kuasa untuk segera
Selami kalbu dalam rintih tak berlaluÂ
Ketika hampir dahinya sirna
Dan lelah tertiris rasa tresna pada suara
Tapi kini nyata, bukan lagi sekedar dalih
Meski tak bedebah, tetap kita bersama
Bedegap kuatkan cinta lewat cindaiÂ
Nan kau balut dengan arzah di dadaku
Hingga pada akhirnya rasa terpadu
Untuk yakin jalani hidup dalam daimÂ
Dan saat ini kita saling memadu kasih
Dalam jauhnya jarak memisahkan kitaÂ
Tapi cinta ini senantiasa terjaga
Dan yakin seakan pupus tiada nyata
Asa tertoreh, wafak tiada puatang
Meski jarak tak terlihat
Bak candradimuka dari Bima fana
Tapi cinta kita tetap terpadu
Dan terlukis nyata
Dalam candrasa sakti dewangga
Lina WHÂ
NB : Puisi ini saya buat tahun 2006, saat saya masih duduk di bangku kelas 3 SMK. Masih rapi saya bukukan dan saya jilid bersama puisi lainnya. Entah mengapa saat ini saya susah mengartikannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H