Mohon tunggu...
Lina Sophy
Lina Sophy Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger!

biasa saja, itu lebih baik :) Nulis juga di blog pribadi : https://www.linatussophy.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Perjalanan: Hanya Ada Dua Pilihan (part 2)

13 Maret 2010   18:32 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:26 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berawal dari kisah ini dan Perjalanan

"Kamu tahu, siapa yang aku kasihani? Mereka!"

"Mereka itu membutuhkan bantuanmu. Dan kamu sudah memberinya" "Ingat hanya yang memiliki yang mampu memberi" (Aku terdiam)

"Dan sekarang dia (bunga yang cantik itu) menghinamu? Apa kamu mengenalnya? dan apa dia juga mengenalmu?"

"Untuk apa kamu bersedih atas penilaian orang yang tidak kamu kenal dan tidak mengenalmu?"

"Apa itu penting? Itu pekerjaan bodoh"

Kata-kata itu menyadarkanku. Gila! Betul juga. Untuk apa aku bersedih? Toh orang yang menilaiku dengan kejam bukanlah orang yang penting buatku. Mereka orang-orang yang merengek minta belas kasihan. Dan mestinya aku tersenyum, karena aku memiliki dan aku mampu memberi.

"Aku tanya, Apa menurutmu ada perjalanan yang mudah?" "Tidak!!!Perjalanan itu sulit"

"dan aku tau, ranselmu cukup membawa perlengkapan yang kamu butuhkan selama dalam perjalananmu"

(Akupun terdiam untuk kali kedua) Aku berfikir, adakah perjalanan yang mudah? Sepertinya tidak. "Hanya ada dua pilihan untuk mengatasi masalahmu itu"

"Pertama, anggap biasa saja dan lupakan. Ini hanya kerikil yang mengganggu perjalanan"

"Kedua, ratapi kesedihan dan kamu akan kalah" [caption id="attachment_93036" align="aligncenter" width="300" caption="Dua Pilihan "][/caption]

(Aku semakin diam)

Lalu jalan mana yang akan kupilih?

(Bersambung)

Sumber ilustrasi di sini *Untuk teman yang setia menemaniku...

Aku menyukaimu :)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun