Untuk jangka panjang, FUHUM berencana membuat pusat studi manuskrip digital. "Kita nggak mau setengah-setengah. Target kita dalam 5 tahun ke depan, FUHUM bisa jadi rujukan utama untuk studi manuskrip Islam di Indonesia," tegas Dr. Sri Purwaningsih. Rencana ini didukung penuh oleh IIUM yang siap memberikan pendampingan teknis.
Kerja sama ini jelas membuka babak baru dalam pengembangan akademik kedua institusi. Dengan semangat kolaborasi dan tekad untuk memajukan kajian Islam, FUHUM UIN Walisongo dan IIUM membuktikan bahwa jarak bukanlah penghalang untuk berkarya. Seperti kata pepatah, "Ilmu itu tidak mengenal batas negara." Dan inilah yang sedang diwujudkan oleh kedua institusi ini. Mari kita tunggu kejutan-kejutan menarik berikutnya dari kolaborasi ini!walisongo.ac.id
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H