Mohon tunggu...
Lina Susanti
Lina Susanti Mohon Tunggu... Lembaga Sertifikasi Usaha -

Selanjutnya

Tutup

Money

Audit Siklus Persediaan dan Pergudangan

30 Maret 2016   08:48 Diperbarui: 30 Maret 2016   14:00 515
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Nama              : Lina Susanti

NIM                : 2014017013

Prodi              : Akuntansi  4 A1

Dosen             : M. Kuncara Budi Santosa, SE., MM., Akt., CA., CPA., BKP

 

RESUME PENGAUDITAN 2

Audit Siklus Persediaan dan Pergudangan

Sediaan merupakan unsur aktiva yang disimpan dengan tujuan untuk dijual dalam kegiatan bisnis yang normal atau barang-barang yang akan dikonsumsi dalam pengolahan produk yang akan dijual.

Di dalam perusahaan dagang, sediaan terutama terdiri dari sediaan barang dagangan. Dalam perusahaan manufaktur, sediaan terdiri dari sediaan bahan baku dan bahan penolong, sediaan produk dalam proses, sediaan produk jadi, sediaan suku cadang, dan bahan habis pakai pabrik (factory supplies).

Sediaan umumnya mendapat perhatian yang lebih besar dari auditor di dalam auditnya karena berbagai alasan berikut ini :

Umumnya sediaan merupakan komponen aktiva lancar yang jumlahnya cukup material dan merupakan objek manipulasi serta tempat terjadinya kesalahan-kesalahan besar.

Penentuan besarnya nilai sediaan secara langsung mempengaruhi kos barang yang dijual (cost of good sold) sehingga berpengaruh pula terhadap perhitungan laba tahun yang bersangkutan.

Verifikasi kuantitas, kondisi, dan nilai sediaan merupakan tugas yang lebih kompleks dan sulit dibanding dengan verifikasi sebagian besar unsur laporan keuangan yang lain.

Seringkali sediaan disimpan di berbagai tempat sehingga menyulitkan pengawasan dan penghitungan fisiknya.

Adanya berbagai macam sediaan menimbulkan kesulitan bagi auditor dalam melaksanakan auditnya.

 

A.    Prinsip Akuntansi Berterima Umum dalam Penyajian Sediaan dalam Neraca

Laporan keuangan harus menjelaskan bahwa sediaan dinilai dengan lower of cost or market dan harus menyebutkan metode yang digunakan dalam menentukan kos sediaan.

Jika sediaan dinyatakan pada kosnya, nilai pasarnya pada tanggal neraca harus dicantumkan dalam tanda kurung, dan jika sediaan diturunkan nilainya pada harga pasarnya, kosnya harus dicantumkan dalam tanda kurung. Kos pengganti kini (current replacement cost) harus dicantumkan dalam laporan keuangan untuk sediaan yang kosnya ditentukan berdasarkan metode masuk terakhir, keluar pertama.

Akibat perubahan metode penilaian sediaan terhadap perhitungan rugi laba tahun yang diaudit harus dijelaskan dalam laporan keuangan dan auditor harus menyatakan perkecualian mengenai konsistensi penerapan prinsip akuntansi berterima umum dalam laporan audit.

Penjelasan yang lengkap  harus dibuat dalam laporan keuangan jika sediaan digadaikan sebagai jaminan utang yang ditarik oleh klien.

Jika jumlahnya material, sediaan dalam perusahaan manufaktur harus dikelompokkan menurut kelompok utama berikut ini : sediaan produk jadi, sediaan produk dalam proses, dan sediaan bahan baku. Penyajian kelompok sediaan tersebut dalam neraca berdasarkan urutan likuiditasnya.

Perjanjian pembelian harus dijelaskan dalam laporan keuangan, jika jumlahnya material atau bersifat luar biasa.

Cadangan untuk menghadapi kemungkinan turunnya harga sediaan setelah tanggal neraca harus dibentuk dengan menyisihkan sebagian laba yang ditahan. Cadangan ini tidak boleh dikurangkan dari sediaan, namun harus disajikan sebagai pengurang akun Laba Ditahan.

 

B.     Tujuan Pengujian Substantif terhadap Sediaan

Tujuan audit terhadap sediaan adalah :

Memperoleh keyakinan tentang keandalan catatan akuntansi yang bersangkutan dengan sediaan.

Untuk itu auditor melakukan rekonsiliasi antara saldo sediaan yang dicantumkan di neraca dengan akun sediaan di buku besar dan selanjutnya ke jurnal pembelian atau register bukti kas keluar (jika klien menggunakan voucher system dengan basis waktu), jurnal pengeluaran kas atau check register (jika klien menggunakan voucher system dengan basis tunai), jurnal pemakaian bahan baku, jurnal umum, dan buku pembantu sediaan.

Membuktikan asersi keberadaan sediaan yang dicantumkan di neraca dan keterjadian transaksi yang berkaitan dengan sediaan.

Untuk membuktikan asersi tersebut, auditor melakukan pengujian substantif berikut ini : prosedur analitik, pemeriksaan bukti pendukung transaksi yang berkaitan dengan sediaan, pengujian pisah batas transaksi yang berkaitan dengan sediaan, pengamatan terhadap penghitungan fisik  sediaan, konfirmasi sediaan yang berada di tangan pihak luar.

Membuktikan asersi kelengkapan transaksi yang berkaitan dengan sediaan yang dicatat dalam catatan akuntansi dan kelengkapan saldo sediaan yang disajikan di neraca.

Auditor melakukan berbagai pengujian substantif berikut ini : pengujian analitik, pemeriksaan bukti pendukung transaksi yang berkaitan dengan sediaan, pengujian pisah batas transaksi yang berkaitan dengan sediaan, pengamatan terhadap penghitungan fisik  sediaan, konfirmasi sediaan yang berada di tangan pihak luar.

Membuktikan asersi hak kepemilikan klien atas sediaan yang dicantumkan di neraca.

Auditor melakukan pengujian substantif berikut ini : pemeriksaan bukti pendukung transaksi yang berkaitan dengan sediaan, pengujian pisah batas transaksi yang berkaitan dengan sediaan, konfirmasi sediaan yang berada di tangan pihak luar, pemeriksaan perjanjian konsinyasi.

Membuktikan asersi penilaian sediaan yang dicantumkan di neraca.

Auditor melakukan pengujian substantif berikut ini : pengujian analitik, pemeriksaan bukti pendukung transaksi yang berkaitan dengan sediaan, pengamatan terhadap penghitungan fisik sediaan, permintaan informasi mengenai metode penilaian sediaan yang digunakan oleh klien, pemeriksaan kesesuaian kos per satuan sediaan dengan prinsip akuntansi berterima umum, pemeriksaan catatan pendukung yang berkaitan dengan data kos per satuan sediaan, pelaksanaan gross-profit test, meminta surat representasi sediaan dari klien.

Membuktikan asersi penyajian dan pengungkapan sediaan di neraca.

Auditor melakukan pengujian substantif berikut ini : pemeriksaan terhadap perjanjian konsinyasi, pemeriksaan penggolongan sediaan dalam neraca, pemeriksaan pengungkapan sediaan di neraca.

Tujuan utama pengujian substantif terhadap sediaan adalah membuktikan bahwa saldo akun sediaan yang dicantumkan di neraca mencerminkan saldo  akun Sediaan Produk Jadi, Sediaan Suku Cadang, Sediaan Bahan Habis Pakai Pabrik (Factory Supplies) yang sesungguhnya pada tanggal neraca tersebut.

C.    Program Pengujian Substantif terhadap Saldo Sediaan

Prosedur audit awal

1.      Lakukan prosedur audit awal atas saldo akun sediaan yang akan diuji lebih lanjut.

Usut saldo sediaan yang tercantum di neraca ke saldo akun sediaan yang bersangkutan di buku besar.

Hitung kembali saldo akun sediaan di buku besar

Lakukan review terhadap mutasi luar biasa dalam jumlah dan sumber posting dalam akun.

Prosedur analitik

2.      Lakukan prosedur analitik

Hitung ratio berikut ini : tingkat perputaran sediaan, ratio laba bersih dengan sediaan, ratio sediaan dengan volume penjualan yang diharapkan.

Pengujian terhadap transaksi rinci

3.      Melalui pengujian, lakukan pemeriksaan atas dokumen pendukung transaksi yang dicatat dalam akun sediaan.

4.      Lakukan pengujian pisah batas transaksi yang berkaitan dengan sediaan.

Pengujian terhadap saldo akun rinci

7.      Lakukan pengamatan terhadap penghitungan fisik sediaan.

8.      Konfirmasi sediaan yang berada di tangan pihak luar.

9.      Periksa perjanjian konsinyasi.

Verifikasi penyajian dan pengungkapan

10.  Bandingkan penyajian sediaan dengan prinsip akuntansi berterima umum.

Periksa klasifikasi sediaan di neraca.

Periksa pengungkapan yang bersangkutan dengan sediaan.

Sediaan dan Cadangan Depresiasinya.

Lakukan analitycal review terhadap sediaan.

 

Sumber Resume (Daftar Pustaka) :

·         Mulyadi. 2014. Auditing Edisi 6, Buku 2. Jakarta. Salemba Empat.

 (Bab 20 Audit Terhadap Siklus Produksi : Pengujian Substantif terhadap Saldo Sediaan)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun