Mohon tunggu...
Yuliana Sajidah Fatmawati
Yuliana Sajidah Fatmawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa yang sedang berkembang

Dalam dunia ini, saya sebenarnya menyukai ketidakteraturan dan menjalani apa yang sudah terjadi.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Mastoiditis: Penyakit yang Menyerang Anak-Anak, Diagnosis, dan Prosedur Pemeriksaan

23 Desember 2022   00:34 Diperbarui: 23 Desember 2022   00:37 253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mastoid terletak pada posterior temporal bone dan di bagian inferiornya membentuk processus mastoid. Di dalam processus mastoid terdapat rongga udara yang disebut mastoid air cells. 

Fungsi rongga udara ini antara lain untuk melindungi struktur di dalam telinga dan mengatur tekanan udara di dalam telinga. Apabila mastoid air cells berisi cairan bernanah, hal tersebut dapat mengindikasikan adanya mastoiditis. 

Mastoiditis? 

Mastoid merupakan salah satu kelainan akibat dari infeksi bakteri pada processus mastoid. Pada awalnya, mastoiditis berasal dari infeksi di telinga tengah yang tidak diobati dengan baik hingga akhirnya menyebar ke jaringan di sekitarnya. Infeksi bakteri tersebut dapat menghancurkan bagian dalam processus mastoideus sehingga dapat menyebabkan gangguan pendengaran.  

Infeksi tersebut dapat disebabkan oleh beberapa bakteri seperti Streptococcus pneumoniae, Streptococcus piogenes, Haemophilus influentiae, dan Staphylococcus aureus. 

Kasus mastoiditis paling sering ditemukan di negara berkembang dan menyerang anak–anak dibandingkan orang dewasa. Hal Ini dapat disebakan oleh kondisi anatomis, imunologis dan infeksius tertentu. Selain itu pada anak-anak,  tulang mastoid memiliki trabekula tulang yang tipis dan aditus ad antrum lebih kecil dibandingkan pada orang dewasa.

Gejala Mastoiditis

Gejala mastoiditis dapat ditandai oleh hal-hal berikut ini, antara lain:

  1. Sakit telinga

  2. Keluar cairan dari telinga yang terkena

  3. Sakit kepala

  4. Demam

  5. Gangguan pendengaran

  6. Bengkak, nyeri, dan kemerahan pada belakang telinga yang sakit.

Deteksi Radiologi

Dalam menegakkan diagnosis mastoiditis, diperlukan pemeriksaan penunjang untuk mengetahui klinis selain dari anamnesis dan pemeriksaan fisik lainnya. Langkah yang dapat dilakukan adalah melakukan pemeriksaan radiografi mastoid. 

Proyeksi yang dapat digunakan untuk pemeriksaan radiografi mastoid antara lain AP Axial (Towne), Axiolateral (Schuller), Axiolateral Oblique dengan metode modified Law, modified Stenvers, dan modified Mayer's. 

Namun, pembahasan kali ini lebih berfokus pada pemeriksaan radiografi mastoid menggunakan proyeksi Axiolateral (Schuller). Karena posisi schuller lebih banyak memproyeksikan telinga tengah dan sebagian besar mastoid. Meskipun demikian, sebelum melakukan pemeriksaan, radiografer perlu menyesuaikan permintaan dokter pengirim. 

Prosedur Pemeriksaan Radiografi Schuller

Persiapan ruangan, alat, dan pasien perlu diperhatikan sebelum dilakukan pemeriksaan radiologi. Ruangan harus dipastikan dalam keadaan bersih dan aman dari kebocoran radiasi, suhu ruangan berkisar antara 20 - 24 derajat celcius, serta dilengkapi dengan alat pemadam kebakaran. Pasien juga dipersiapkan untuk berganti baju pemeriksaan dan melepas benda logam maupun perhiasan di area yang akan diperiksa. 

Kemudian, pasien diarahkan untuk berdiri di bucky stand atau semiprone di meja pemeriksaan. Kepala pasien true lateral dengan daun telinga yang menempel pada kaset ditekuk ke depan. 

Bagian yang sakit atau yang akan diperiksa berada lebih dekat dengan kaset atau berada pada bagian bawah. Untuk proyeksi schuller, IOML harus sejajar dengan kaset dan tidak ada rotasi pada kepala. 

Radiografer akan mengatur area kolimasi dengan batas atas parietal dan batas bawah pada mandibula atau rahang bawah. Arah sinar dari kolimator disudutkan 30 derajat caudal dengan titik bidik 5 cm di atas Meatus Acusticus Externus (MAE) dan jarak 100 cm ke tubuh pasien.

Sedangkan untuk pengaturan faktor eksposi disesuaikan dengan tubuh pasien. Sehingga, dari pemeriksaan schuller akan diperoleh hasil citra untuk dievaluasi. Gambar rontgen yang dihasilkan akan menampakkan mandibular condyle, processus mastoid, serta mastoid air cells. 

Demikian penjelasan mengenai mastoiditis serta prosedur pemeriksaan radiografi skull schuller. Dalam pemeriksaan radiografi schuller, kendala yang dapat dialami adalah pasien merasa kurang nyaman dengan posisinya dan kepala sulit true lateral. 

Usaha yang dapat dilakukan untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan memberi motivasi dan berkomunikasi kepada pasien untuk mempertahankan posisinya. 

Selain itu, pemeriksaan radiografi schuller ini biasanya dilakukan dua kali pada sisi yang berbeda untuk membandingkan bagian kanan dan kiri. Namun, hal tersebut menyesuaikan permintaan dokter pengirim.

Sumber referensi: 

Bontrager, Kenneth L.2010. Textbook of Radiographic Positioning and Related Anatomy. Missouri: Mosby, Inc.

Cassano, P., Ciprandi, G., & Passali, D. (2020). Mastoiditis Akut pada Anak-Anak. Acta Bio Medica: Atenei Parmensis , 91 (Suppl 1), 54.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun