Mohon tunggu...
Lina Rahayu
Lina Rahayu Mohon Tunggu... Guru - Guru Matematika

Guru Matematika SMA di Bekasi, yang memiliki hobi membaca, menulis dan travelling. Mengajar adalah sebuah panggilan hati yang diniatkan untuk berinvestasi dunia dan akhirat.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Foto Pernikahan Suami Sahabatku

1 Februari 2023   12:03 Diperbarui: 1 Februari 2023   12:12 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Foto Pernikahan Suami Sahabatku

Sore yang sejuk, hembusan angin lembut membelai wajahku. Sepulang kantor,  menikmati segelas coklat hangat di cafe langgananku. Musik yang lembut mengalun begitu menenangkan jiwa. Dari balik kaca kulihat kesibukan ibu kota sore ini.  Sebentar lagi jalanan  hectic, padat merayap dengan  klakson yang menjerit-jerit ingin saling mendahului. Ibu kota kadang terlihat begitu keras,  terlebih untuk seorang single mom sepertiku. Namaku Anita, usiaku 39 tahun dengan satu anak. Tahun ini genap lima tahun aku menjalani hidup berdua dengan putri semata wayangku, setelah putusan pengadilan menyatakan pernikahanku resmi berakhir baik secara hukum agama maupun negara.

Menikmati berselancar di sosial media milik om Mark, sambil menyeruput coklat hangat dan croissant favoritku. Sedang asyik-asyiknya berselancar. Degh. aku tertegun, mendapati beranda facebookku terpampang sebuah foto pernikahan. Dia, lelaki yang ada dalam pernikahan dengan adat Sunda itu adalah suami sahabatku. Berkali aku menggosok-gosok mata, memandang dengan seksama dan memperbesar foto berkali-kali, memastikan bahwa lelaki itu benar-benar Andre, suami Mitha sahabatku.

Penasaran, aku buka pemilik akun yang memposting foto pernikahan sebagai foto profilnya. Dua anak manusia bersanding dengan senyum merekah, sang wanita tampak begitu bahagia dalam pelukan hangat sang mempelai lelaki, dan lelaki di foto itu adalah Andre, suami sahabatku.

 Windy Endriyana Anggita, nama pemilik akun yang memposting foto mesra bersama suami sahabatku. Sebenarnya nama yang anggun, orangnya pun terlihat cantik dan terpelajar. Ada embel-embel M.Sc di belakang namanya. Tidak, bukan dia memberi nama sosial media lengkap dengan gelarnya. Gelar M.Sc. terlihat dari beberapa sertifikat penghargaan yang dipostingnya.

Dari sosial medianya terlihat perempuan cantik itu  adalah karyawan perusahaan  multinasional yang bergerak di bidang pertambangan batubara. Jelas sekali  detail identitas perempuan itu di sosial medianya. Berani sekali wanita ini, bersikap tak pantas dan sembrono dengan akun identitas asli. Banyak foto terpampang di sana., dari foto bersama rekan kerjanya, foto kantornya, foto kegiatan liburan sampai foto dia bersama lingkungan sosialnya.  Aku kaget banyak foto mesra bersama Andre menghiasi album facebooknya. Foto-foto liburan ke berbagai daerah, dari Yogya, Bali, Lombok, Labuan Bajo, sampai Raja Ampat dan indahnya Cappadocia Turki. Foto-foto itu diupload  secara maraton seminggu terakhir.

Tentang Windy Endriyana Anggita, pemilik akun ini mengirimkan pertemanan kepadaku satu minggu  lalu. Apa tujuan dia mengirim  pertemanan kepadaku? Setelah diselusuri bahkan kita  tak pernah satu sekolah dari SD sampai kuliah, Kita bukan teman satu kantor, bukan teman kongkow-kongkow, bukan tetangga komplek. Tetapi dia terlihat  menginvite teman-temanku dari berbagai lini secara agresif. Saat  mengaprove permintaan pertemanan darinya, aku tidak mengecek lebih detail tentang identitasnya, hanya kutemui kita berada di grup yang sama yaitu grup kepenulisan dan travelling di facebook.  

Terlintas di pikiranku, ah mungkin dia hanya  ingin memamerkan foto-foto mesranya bersama Andre, lalu berharap aku menyampaikan kepada Mitha. Entahlah, aku tak tahu persis apa maksudnya. Satu yang pasti, ada yang tak elok di balik intelektualitasnya. Bagaimana mungkin seorang dengan standar intelektualitas  baik, rasanya terlalu bodoh mengupload foto pernikahan dan foto -foto mesra di ruang publik dengan status pasangannya yang masih terikat dalam pernikahan yang sah. Apa hebatnya menunjukan kemesraan dengan seseorang yang jelas-jelas masih berstatus sah suami wanita lain. Apakah dia tidak berfikir jauh tentang karirnya, tentang karir lelakinya,  tentang marwah yang harus dia jaga sebagai seorang wanita. Ternyata lulusan master luar negeri sekalipun bisa berubah menjadi bodoh dan tak beretika ketika berurusan dengan cinta. Entahlah...

Kutelepon sahabatku Mitha, aku ingin memastikan apakah dia baik-baik saja. Apakah dia sudah mengetahui foto suaminya yang beredar di ruang publik itu.

"Mit, Kamu di mana?"

"Di luar bersama anak-anak dan suami, biasa ngemil sore. Ayahnya pengen makan pizza." Mitha berceloteh tanpa beban.

"Ehhh lagi sama suami  kamu ya?"

"Ya iyalah sama suami aku, masa sama suami tetangga hahah." Mitha tertawa riang

"Kamu tahu lah namanya LDR, kangen aku udah diubun-ubun. Sebulan paling ketemu berapa hari, wajarlah klo ketemu aku pengen nempel terus Hihihi." Mitha terus bercerita sambal tertawa riang. Dia terdengar begitu bahagia.

"Ohh  ya sudah, baik-baik ya. Klo sudah balik dan lagi santai segera hubungi aku ya. Penting." Aku mengakhiri perbincangan dengan Mitha.

Benarkah Mitha sama sekali tak tahu tentang tingkah suaminya. Dia begitu riang dan tanpa beban menikmati kebersamaan dengan suami dan anak-anaknya. Rasanya tak tega merusak kebahagiaan Mitha dengan memberi informasi perempuan bernama Windy dan kemesraan foto-foto bersama suaminya. Oh ya Mitha tak bermain sosial media apapun, dia introvert dan tipe yang tidak butuh hingar bingar sosial media. Mitha tipe wanita santai yang tak butuh pencitraan maupun pengakuan. "Bahagia dan sedih biar hanya menjadi milikku, pake sepeda butut atau  BMW terbaru, tak perlu dunia tahu, biarlah hanya menjadi milik aku."  begitu jawabnya ketika kutanya mengapa tak bermain sosial media apapun.

Sepertinya perempuan bernama Windy  ini sengaja meledek dan  mulai menabuh genderang perang. Motifnya satu, ingin mempublikasi status hubungannya dengan Andre. Perempuan ini kembali memposting foto-foto mesranya bersama Andre. Kali ini tak tanggung-tanggung dia men-tag aku dan beberapa temannya. Mungkin wanita ini sedang terobsesi menjadi pemilik tunggal, dia berharap  mampu menggoyang rumah tangga Andre dan Mitha yang harmonis.

------------------

Cafe langganan kami. Berdua  menikmati capiucino bersama Mitha.

Mitha hanya tersenyum ketika kutunjukkan foto-foto suaminya. Berkali dia katakan tidak percaya foto-foto itu.

"Aku ga percaya foto-foto itu, aku lebih percaya Andre suamiku. Tak ada sedikitpun yang berubah dari Andre." demikian Mitha bicara. Terlihat tenang, tapi tak dapat dipungkiri penuh beban. Berkali-kali dia menggelengkan kepala. "aku yakin itu editan." Mitha melanjutkan kalimatnya.

"Apa kamu bilang? editan? ada-ada aja. Korban drakor nih sampe ga percaya foto sejelas dan sebanyak itu . Mitha, please jangan gila. Kalau ngedit satu dua foto masih oke. Ini  puluhan foto di berbagai tempat dibilang editan. Mit, kamu boleh menghibur diri, tapi jangan naif.  Please, rasional."  Gemas aku mendengar jawaban Mitha.

"Terus aku  harus apa, jadi spionase, mematai-matai Andre? Setelah aku  tahu dia selingkuh, terus aku mau apa?  lmeabrak mereka, membalas dendam lalu minta cerai sama Andre? terus aku jadi janda kaya kamu. Itu yang kamu mau sebagai sahabat?' Mitha terlihat begitu emosional. Buliran bening itu akhirnya keluar dari sudut-sudut matanya.” Aku kaget dan tertegun, tak menyangka Mitha akan mengeluarkan rentetan kalimat itu.ku akan menahan sakit ini meski Andre berselingkuh, apapun itu aku akan bertahan. Aku tidak akan terpengaruh oleh provokasi perempuan itu. Tidak  akan. Sejengkal pun aku tidak akan mundur meninggalkan Andre, meninggalkan  anak-anak , meninggalkan semua aset dan bisnis yang aku rintis bersama  Andre hanya karena affair mereka.  Apa kamu tidak paham, yang diharapkan perempuan itu, dia ingin aku marah dan pergi meninggalkan  Andre, lalu dia menguasai semuanya. Aku tidak akan melakukan itu, pergi meninggalkan Andre dan membiarkan wanita itu menguasainya. Aku  akan bertahan dengan segala kekuatanku di sini, di samping Andre dan anak-anak." Mitha terus terisak, isakan yang begitu memilukan. Isakan seorang wanita yang tak mau semua yang dia miliki direnggut orang lain.

"Mitha, ya Allah kamu yakin bisa melalui ini. Menjalani rumah tangga di atas pengkhianatan suami " Aku pun  pun ikut menangis, tak menyangka Mitha mengambil sikap yang tak bisa aku pahami.

"Aku  yakin. Sekali lagi aku pastikan, aku  akan tetap berdiri di sini dengan tegak. Aku  tidak akan pergi meninggalkan Andre. Anita, kamu tahu persis rasa ini,  sakit hati karena pengkhianatan. Tapi aku percaya sakit ini akan hilang seiring berjalannya waktu. Dengan bertahan, aku tidak akan kehilangan apapun, aku  tidak kehilangan suami,  anak-anak, harta, serta status sebagai istri businessman sukses dengan segala atribut dan fasilitasnya. Aku tidak akan kehilangan apapun, yang perlu aku lakukan hanyalah berdamai dengan hati dan rasa sakit ini. Aku  yakin  rasa sakit ini akan terkikis dengan sendirinya. Bayangkan jika aku mengambil keputusan bercerai dan pergi meninggalkan Andre, hanya ego sebagai wanita  yang aku utamakan justru aku akan kehilangan semuanya. Kehilangan suami, anak-anak, kemewahan dan semua yang aku  miliki, lalu menyerahkan ke perempuan sundal itu. Aku tidak rela, demi apapun aku tidak rela. Ini sakit yang jauh berlipat-lipat." panjang lebar Mitha menjelaskan prinsipnya sambil terisak.

"Ya Rabb, hati kamu terbuat dari apa Mitha. Aku tidak bisa memahami jalan pikiranmu.”

"Bantu aku  dengan doa, agar kuat menjalani episode hidupku kali ini dengan ikhlas. Ini sudah menjadi catatan takdir. Bantu aku  berdamai melewati rasa sakit ini. Aku  tidak akan memperdulikan tingkah polah perempuan itu. Aku hanya akan fokus kepada suami dan anak-anakku.  Aku anggap Andre hanya sedang bermain-main dan tersesat, aku  percaya dengan kekuatan kesabaran, keikhlasan dan doa dia akan kembali utuh,  jiwa dan raganya. Doain aku ya.” Mitha tersenyum dalam isak tangisnya, lalu memelukku erat. Bisa kurasakan luka itu menghujam jauh ke lubuk hatinya. Menyisakan luka dan perih yang mendalam.

Aku hanya terdiam....

Iya, Aku  dan Mitha adalah dua sahabat dengan sikap yang berbeda menghadapi pengkhiatan terhadap kesetiaan. Aku  tidak  bisa mentolelir pengkhianatan, memilih bercerai dan menjalani hidup yang baru. melepas semua sakit dan membebaskan diri, meski harus kehilangan banyak hal. Sementara Mitha memilih mempertahankan semua miliknya dan berjuang berdamai dengan rasa sakitnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun