Salah satu cara yang bisa kamu coba adalah dengan membatasi waktu penggunaan media sosial. Coba tanyakan pada dirimu sendiri, apakah waktu yang dihabiskan di media sosial benar-benar membuatmu merasa lebih baik? Jika jawabannya tidak, mungkin sudah saatnya untuk mengurangi durasi scrolling tanpa tujuan. Kamu juga bisa mulai mempraktikkan mindfullness atau kesadaran penuh. Dengan cara ini, kamu akan lebih fokus pada hal-hal yang sedang kamu lakukan saat ini, bukan pada apa yang sedang dilakukan orang lain.
Selain itu, menuliskan daftar pencapaian atau hal-hal yang membuatmu bersyukur setiap hari juga bisa membantu. Dengan melihat apa saja yang sudah kamu capai, rasa cemas karena merasa tertinggal bisa berkurang. Jangan lupa juga untuk mempraktikkan self-compassion, yaitu berbaik hati pada diri sendiri. Kita tidak harus selalu sempurna, dan itu tidak masalah.
Jadi, poin yang ingin disampaikan penulis adalah bahwa FOMO tidak selalu mengarah ke hal buruk. Tergantung bagaimana kita memandangnya dan bagaimana kita mengelolanya. Jika digunakan dengan bijak, FOMO bisa jadi pendorong untuk mencapai tujuan pribadi yang lebih baik. Yang terpenting adalah belajar bagaimana kita dapat memanfaatkan FOMO secara positif tanpa merusak keseimbangan hidup kita. Semoga bermanfaat!
Oleh : Lina MiftakhurohmahÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H