Mohon tunggu...
Lina Achien
Lina Achien Mohon Tunggu... Dokter - berusaha mengisi hidup dengan hal-hal yang bermanfaat

berusaha mengisi hidup dengan hal-hal yang bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Masih Muda Kok Bisa Keropos Tulang?

8 Februari 2019   23:06 Diperbarui: 9 Februari 2019   07:57 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Beberapa waktu yang lalu seorang teman lamaku (45 tahun), adik kelas sewaktu SMP menelepon. Dia menceritakan masalah kesehatan yang akhir-akhir ini dikeluhkannya. Sejak 1 tahun yang lalu sering mengeluh nyeri punggung dan pinggul. 

Dia tidak begitu mempedulikan, pasti hanya karena kelelahan saja begitu pikirnya. Makin hari keluhannya semakin sering. Sampai di suatu hari, dia jatuh terpeleset dan tulang pinggulnya patah.  Dokter menyimpulkanlah bahwa dia menderita osteoporosis atau keropos tulang sehingga dengan trauma yang tidak begitu berat dia bisa patah. Temanku kaget dengan kesimpulan tersebut, kok dia yang masih cukup muda sudah keropos tulang ?

Keropos tulang atau osteoporosis sering dikaitkan dengan lanjut usia. Memang secara umum osteoporosis terjadi pada usia lanjut. Usia adalah faktor risiko utama untuk terjadinya osteoporosis. Namun tidak tertutup kemungkinan untuk terjadi pada usia yang lebih muda, bahkan juga bisa pada remaja dan anak-anak. Banyak faktor risiko lain yang berkaitan dengan terjadinya osteoporosis.

Osteoporosis adalah penyakit tulang yang ditandai dengan berkurangnya kepadatan tulang sehingga berisiko untuk terjadinya patah tulang. Gejala osteoporosis ini tidak spesifik.  Gejala yang dikeluhkan dapat berupa nyeri tulang, terutama tulang punggung. Dapat juga keluhan berupa tulang punggung semakin membungkuk dan menurunnya tinggi badan. 

Banyak faktor risiko yang membuat seseorang menderita osteoporosis, antara lain :

1. Usia.  

Ini adalah faktor risiko yang sudah umum diketahui. Semakin tua usia, tulang akan semakin keropos. Karena dianggap hal yang lumrah, orang sering tidak mempedulikan atau mengupayakan pengobatannya. Padahal masih diperlukan upaya agar tulang tidak semakin keropos dan keluhan pun berkurang.

2. Wanita

Osteoporosis lebih banyak terjadi pada wanita. Hal ini berkaitan dengan hormon estrogen yang mulai menurun pada usia 35 tahun dan mencapai puncak penurunan pada masa menopouse. Wanita hamil juga berisiko terjadi osteoporosis karena pada masa kehamilan membutuhkan lebih banyak kalsium untuk pembentukan dan perkembangan janin.

3. Kurang aktifitas gerak.

Malas bergerak atau olah raga akan menghambat proses pembentukan massa tulang sehingga kepadatan tulang akan berkurang. semakin banyak gerak dan olah raga akan memacu tulang untuk lebih padat.

4. Konsumsi minuman tinggi kafein dan alkohol

Minuman berkafein tinggi seperti kopi dan minuman beralkohol juga dapat menimbulkan osteoporosis.  Minuman ini menghambat penyerapan kalsium sehingga menghambat pembentukan massa tulang

5. Kebiasaan merokok

Perokok rentan untuk timbulnya osteoporosis karena nikotin mempercepat penyerapan tulang. Merokok juga menyebabkan kadar hormon estrogen berkurang sehingga susunan sel tulang menjadi tidak kuat.

6. Pengaruh obat-obatan

Ada obat-obat tertentu yang jika sering dikonsumsi akan menimbulkan risiko osteoporosis. Salah satu obat yang banyak obat dikonsumsi dengan cara dibeli bebas adalah golongan kortikosteroid. Kortikosteroid ini biasanya dipakai untuk penderita asma, gangguan kulit atau untuk nyeri sendi. Jika sering dikonsumsi, obat ini akan mengurangi massa tulang. 

Contoh obat kortikosteroid ini antara lain prednison, dexametason dan methylprednisolon. Jika memang diperlukan, pemakaian obat ini haruslah dikansultasikan lebih dulu dengan dokter.

7. Kekurangan vitamin D 

Vitamin D merupakan salah satu zat gizi pembentuk tulang. Vitamin D membantu penyerapan kalsium dan fosfor ke dalam tulang sehingga tulang menjadi lebih padat  dan tidak rapuh. 

8. Kurang terpapar sinar matahari

Sinar matahari membantu proses terbentuknya calcitriol ( vitamin D3) yang dibutuhkan dalam pembentukan, pertumbuhan dan penguatan tulang.

WHO merekomendasikan perlunya terpapar sinar matahari sekitar 15 menit tanpa tabir surya minimal 3 kali seminggu.

9. Asupan kalsium yang rendah

Jika tubuh kekurangan kalsium, maka tubuh akan mengambil kalsium dari bagian tubuh yang lain termasuk tulang. akibatnya kepadatan tulang berkurang.

Pencegahan osteoporosis

Menjaga kesehatan tulang sebaiknya dimulai dari usia  muda. Hal pertama yang harus kita lakukan adalah dengan memperhatikan asupan kalsium dan vitamin D. Dalam sehari, ada baiknya kita mengkonsumsi 1000 hingga 1200 miligram kalsium. 

Selain itu, asupan vitamin D yang ideal dalam sehari adalah sekitar 600-800 IU. Asupan tersebut bisa kita dapatkan dari makanan-makanan layaknya susu, ikan teri, sayuran hijau, ikan salmon, tuna, jamur, daging dan lain-lain serta perlunya sinar matahari. 

Paparan sinar matahari pagi yang bisa kita kombinasikan dengan aktifitas olahraga dengan teratur. Beberapa olahraga yang diyakini baik untuk melawan osteoporosis adalah jogging, berenang, atau bahkan berjalan kaki.

Mencegah osteoporosis juga bisa dilakukan dengan mengubah gaya hidup kita untuk menjadi lebih baik. Kebiasaan mengkonsumsi minuman bersoda, beralkohol, atau bahkan minuman berkafein tinggi sebaiknya mulai kita tinggalkan. Selain itu, merokok juga harus ditinggalkan.  

Jika diperlukan, anda bisa rajin-rajin mengecek kondisi kesehatan tulang anda secara rutin enam bulan sekali sehingga jika terjadi ada tanda-tanda penyakit anda bisa langsung melakukan penanganan yang tepat dan cepat.

Ayo cegah osteoporosis !!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun