Beberapa waktu yang lalu seorang teman lamaku (45 tahun), adik kelas sewaktu SMP menelepon. Dia menceritakan masalah kesehatan yang akhir-akhir ini dikeluhkannya. Sejak 1 tahun yang lalu sering mengeluh nyeri punggung dan pinggul.Â
Dia tidak begitu mempedulikan, pasti hanya karena kelelahan saja begitu pikirnya. Makin hari keluhannya semakin sering. Sampai di suatu hari, dia jatuh terpeleset dan tulang pinggulnya patah. Â Dokter menyimpulkanlah bahwa dia menderita osteoporosis atau keropos tulang sehingga dengan trauma yang tidak begitu berat dia bisa patah. Temanku kaget dengan kesimpulan tersebut, kok dia yang masih cukup muda sudah keropos tulang ?
Keropos tulang atau osteoporosis sering dikaitkan dengan lanjut usia. Memang secara umum osteoporosis terjadi pada usia lanjut. Usia adalah faktor risiko utama untuk terjadinya osteoporosis. Namun tidak tertutup kemungkinan untuk terjadi pada usia yang lebih muda, bahkan juga bisa pada remaja dan anak-anak. Banyak faktor risiko lain yang berkaitan dengan terjadinya osteoporosis.
Osteoporosis adalah penyakit tulang yang ditandai dengan berkurangnya kepadatan tulang sehingga berisiko untuk terjadinya patah tulang. Gejala osteoporosis ini tidak spesifik. Â Gejala yang dikeluhkan dapat berupa nyeri tulang, terutama tulang punggung. Dapat juga keluhan berupa tulang punggung semakin membungkuk dan menurunnya tinggi badan.Â
Banyak faktor risiko yang membuat seseorang menderita osteoporosis, antara lain :
1. Usia. Â
Ini adalah faktor risiko yang sudah umum diketahui. Semakin tua usia, tulang akan semakin keropos. Karena dianggap hal yang lumrah, orang sering tidak mempedulikan atau mengupayakan pengobatannya. Padahal masih diperlukan upaya agar tulang tidak semakin keropos dan keluhan pun berkurang.
2. Wanita
Osteoporosis lebih banyak terjadi pada wanita. Hal ini berkaitan dengan hormon estrogen yang mulai menurun pada usia 35 tahun dan mencapai puncak penurunan pada masa menopouse. Wanita hamil juga berisiko terjadi osteoporosis karena pada masa kehamilan membutuhkan lebih banyak kalsium untuk pembentukan dan perkembangan janin.
3. Kurang aktifitas gerak.
Malas bergerak atau olah raga akan menghambat proses pembentukan massa tulang sehingga kepadatan tulang akan berkurang. semakin banyak gerak dan olah raga akan memacu tulang untuk lebih padat.