Tulisan ini merupakan sambungan dari tulisan saya sebelumnya yaitu "Fakta dan Data Fiksi Paling Spektakuler Tahun 2014 di Kompasiana" yang saya posting pada Kamis 11 September 2014 pukul 12:59pm. Untuk memahami latar belakang tulisan berikut, saya menganjurkan untuk membaca tulisan yang saya posting sebelumnya.
[caption id="attachment_358818" align="aligncenter" width="630" caption="Fakta dan Data Dongeng Spektakuler Tahun 2014"]
3. Sub Kanal Dongeng
Wikipedia menulis tentang arti dari dongeng. Dongeng merupakan bentuk sastra lama yang bercerita tentang suatu kejadian yang luar biasa yang penuh khayalan (fiksi) yang dianggap oleh masyarakat suatu hal yang tidak benar-benar terjadi. Dongeng merupakan bentuk cerita tradisional atau cerita yang disampaikan secara terun-temurun dari nenek moyang. Dongeng berfungsi untuk menyampaikan ajaran moral (mendidik), dan juga menghibur.
Sekilas untuk mengingat bahwa dongeng dibedakan menjadi tujuh jenis, yaitu mitos, sage, fabel, legenda, cerita jenaka, cerita pelipur lara dan cerita perumpamaan. Ketujuh jenis dongeng itu dibedakan atas penokohan cerita dalam dongeng; penokohan mitos lebih pada cerita dewa, raksasa; sage bercerita tentang kepahlawanan; fabel menceritakan tentang hewan yang bisa bicara seperti manusia; legenda asal-usul suatu tempat atau benda; sedangkan cerita unsur menghibur, mengandung kiasan/ibarat nasihat-nasihat, yang bersifat mendidik kental dalam dongeng jenis ini.
Dongeng di Kompasiana tak lepas dari hal yang dijelaskan di atas, walaupun ada satu dongeng yang nyleneh menurut Mas Wahyu yang membantu saya menganalisa dongeng yang ada kanal Fiksiana Kompasiana. Dongeng yang nyleneh itu berkisah tentang akun Jilbab Hitam, kompasianer yang pernah membuat heboh saat itu. Disebut nyleneh karena isinya membuka rahasia siapa sebenarnya Jilbab Hitam tapi diposting dari sub kanal Dongeng. Tak hanya itu ada beberapa kompasianer yang memanfaatkan sub kanal dongeng untuk berpolitik dengan cara menyindir (lawan politik, pejabat dan lain-lain) seseorang karena gaya dan perbuatan yang dianggap tercela, misalnya dongeng yang berjudul "Arloji Sang Jenderal dan Si Putri" buah karya Subagyo, tengok juga judul "Allah Maha Melihat? Siapa Bilang !!" buah karya Bain Saptaman. Kedua contoh dongeng tersebut menyindir gaya dan perbuatan public figure yang dianggap tercela pada saat itu. Tentu saja dengan ada hikmah di dalamnya sebagai ciri khas dongeng.
Bahkan ada dongeng yang melanggar syarat dan kondisi (TAC) memposting suatu artikel di Kompasiana, tapi dibiarkan oleh Mas dan Mbak Admin. Menurut catatan Mas Wahyu ada tiga dongeng yang melanggar. Peraturan yang dilanggar adalah soal bahasa dongeng, ketiga dongeng itu menggunakan bahasa daerah dari suku tertentu. Sayangnya Mas Wahyu tak mau menyebut judulnya, karena isi dongeng itu bagus buat yang mengerti bahasa itu. Saya pun juga tak mau mendesak Mas Wahyu sebagai sumber info saya untuk mengungkapkannya. Hihihi...
Menurut perhitungan Mas Wahyu, dongeng di kanal fiksi berjumlah 591 buah yang tersebar di 30 pages view yang diposting sejak 1 November 2013 sampai tulisan ini dibuat pada 12 September 2014. Dan saya cukup gembira karena ternyata idola saya yang biasa menulis humor, Bain Saptaman ternyata tidak hanya pandai berhumor bahkan cukup piawai juga mendongeng. Dongengannya hampir mengisi tabel 15 karya sastra dongeng spektakuler yang saya buat dalam rangka menyambut Kompasianival 2014.
[caption id="attachment_358816" align="aligncenter" width="630" caption="Tabel 15 Karya Sastra Dongeng Spektakuler Tahun 2014"]
Sumber Tabel: Dokumen Pribadi (hasil olahan dari sumber data)
Dari tabel itu saya memperoleh informasi sebagai berikut:
a. Dongeng di Kompasiana bisa digunakan sebagai sarana menyindir siapa saja yang dikehendaki oleh pendongeng dengan atau menyebutkan ciri khas di akhir dongeng yaitu unsur menghibur, unsur nasehat, kiasan yang mendidik.
b. Dongeng masih digemari di Indonesia. Terbukti postingan dari kompasianer masih terus ada dan rentang baca dongeng di kanal fiksiana dari 7 pembaca sampai 8.015 pembaca atau dalam kurun waktu 312 hari (1 November 2013 - 12 September 2014) terdapat 571 dongeng (rata-rata per hari 1,8 dongeng).
c. Dongeng dibuat dengan maksud agar pembaca bisa mengambil pelajaran dari isi dongeng.
d. Untuk kasus dongeng buah karya Bain Saptaman bentuk dongeng seluruhnya adalah dialog. Tokoh yang dibuat dalam dongeng adalah Dusmin dan Slamet.
e. Jika memperhatikan waktu menjadi kompasianer yaitu sejak tahun 2010, Bain Saptaman cukup terkenal di kalangan kompasianer senior lainnya, terbukti bahwa 9 (sembilan) dongeng yang dipostingnya dan masuk dalam tabel 15 karya sastra dongeng, buah karyanya mendapat hati dari pembaca dan apreasiasi dalam bentuk "beri nilai" dalam jumlah yang cukup tinggi padahal tidak dalam posisi Headline.
f. Memperhatikan tabel tersebut Bain Saptaman dari 9 karya sastra dongengnya memperoleh total pembaca sebesar 9,214 orang dan bintang 248 buah, dan layak disebut sebagai Pendongeng (Raja Dongeng) Kompasiana.
g. Memperhatikan prestasi Bain Saptaman dalam mendongeng cukup pantas ia diajukan sebagai kandidat kuat mendampingi Rahab Ganendra (kandidat kuat dari sub kanal Puisi), dan Tjiptadinata Effendi (kandidat kuat dari sub kanal Drama) sebagai "The Best Fiction" dalam event Kompasianival 2014.
h. Dongeng yang ada hampir semua isinya menarik dan berisi nasehat, kiasan, menghibur yang mendidik. Itu adalah perpustakaan hikmah yang LUAR BIASA.
-------
Lin Halimah, Phnom Penh, 12 September 2014
*) Terima kasih kepada mempelai pria Lin --Mas Wahyu-- yang membantu sampai tersajinya Tabel 15 karya sastra Dongeng di atas. Lin sayang Mas Wahyu dech. Hihihi....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H