Dari tabel itu saya memperoleh informasi sebagai berikut:
a. Dongeng di Kompasiana bisa digunakan sebagai sarana menyindir siapa saja yang dikehendaki oleh pendongeng dengan atau menyebutkan ciri khas di akhir dongeng yaitu unsur menghibur, unsur nasehat, kiasan yang mendidik.
b. Dongeng masih digemari di Indonesia. Terbukti postingan dari kompasianer masih terus ada dan rentang baca dongeng di kanal fiksiana dari 7 pembaca sampai 8.015 pembaca atau dalam kurun waktu 312 hari (1 November 2013 - 12 September 2014) terdapat 571 dongeng (rata-rata per hari 1,8 dongeng).
c. Dongeng dibuat dengan maksud agar pembaca bisa mengambil pelajaran dari isi dongeng.
d. Untuk kasus dongeng buah karya Bain Saptaman bentuk dongeng seluruhnya adalah dialog. Tokoh yang dibuat dalam dongeng adalah Dusmin dan Slamet.
e. Jika memperhatikan waktu menjadi kompasianer yaitu sejak tahun 2010, Bain Saptaman cukup terkenal di kalangan kompasianer senior lainnya, terbukti bahwa 9 (sembilan) dongeng yang dipostingnya dan masuk dalam tabel 15 karya sastra dongeng, buah karyanya mendapat hati dari pembaca dan apreasiasi dalam bentuk "beri nilai" dalam jumlah yang cukup tinggi padahal tidak dalam posisi Headline.
f. Memperhatikan tabel tersebut Bain Saptaman dari 9 karya sastra dongengnya memperoleh total pembaca sebesar 9,214 orang dan bintang 248 buah, dan layak disebut sebagai Pendongeng (Raja Dongeng) Kompasiana.
g. Memperhatikan prestasi Bain Saptaman dalam mendongeng cukup pantas ia diajukan sebagai kandidat kuat mendampingi Rahab Ganendra (kandidat kuat dari sub kanal Puisi), dan Tjiptadinata Effendi (kandidat kuat dari sub kanal Drama) sebagai "The Best Fiction" dalam event Kompasianival 2014.
h. Dongeng yang ada hampir semua isinya menarik dan berisi nasehat, kiasan, menghibur yang mendidik. Itu adalah perpustakaan hikmah yang LUAR BIASA.
-------
Lin Halimah, Phnom Penh, 12 September 2014