Mohon tunggu...
Lima LensaLiputan
Lima LensaLiputan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

5 orang mahasiswa yang berambisi besar untuk menuliskan apa yang ada di benaknya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Cahaya Hidayah yang Menembus Kegelisahan

7 April 2024   18:51 Diperbarui: 7 April 2024   19:17 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagi Suci, momen perpindahan agama tersebut sangat berpengaruh. Dia merasakan kedamaian dan kebahagiaan yang luar biasa setelah memeluk Islam. Salah satu cerita menarik dari awal perjalanan Suci dalam memahami Islam adalah ketika dia mencoba menjalankan puasa pada hari Senin dan Kamis.

Puasa Senin-Kamis bukan hanya sekadar tradisi, melainkan juga simbol spiritualitas dan ketaatan. Bagi Suci, puasa tersebut bukan hanya menunjukkan kedisiplinannya, tetapi juga menjadi awal dari transformasi spiritual yang mendalam baginya. Dengan tekad yang kuat dan semangat yang menggebu, Suci menjalankan puasanya dengan penuh kesungguhan dan keyakinan.  Dia merasakan sensasi yang berbeda saat berpuasa. Dia merasakan ketenangan dan kedamaian yang tak pernah dia rasakan sebelumnya.

Namun, keraguan dibenak Suci masih ada. Bagaimana dengan ayahnya? Bagaimana dengan keluarga besarnya yang beragama Hindu? Suci belum berani memberitahu mereka tentang keputusannya.

Dukungan dari sang ibu dan kekasih menjadi kekuatan bagi Suci untuk menghadapi berbagai pertanyaan dan keraguan dari keluarga dan orang-orang di sekitarnya. Dia tak gentar untuk menjelaskan keyakinannya dengan penuh kelembutan dan kasih sayang.

Perlahan tapi pasti, keluarga dan lingkungan sosial Suci mulai menerima keputusannya. Mereka melihat perubahan positif dalam diri Suci. Dia menjadi lebih disiplin, sabar, dan penuh kasih sayang.

Sejak memeluk Islam, hidup Suci bagaikan lukisan yang diwarnai dengan nuansa baru. Ada kalanya guratan kebahagiaan menghiasi, di lain waktu tetesan air mata membasahi kanvas. Namun, di balik setiap momen, terukir pengalaman yang tak terlupakan dan meninggalkan jejak mendalam di hati.

Salah satu momen yang paling berkesan baginya  adalah saat pertama kali ia merasakan kedamaian saat shalat. Di tengah kesibukan dan keriuhan dunia, ia menemukan ketenangan jiwa di atas sajadah. Doa-doa yang ia panjatkan bagaikan melodi indah yang menenangkan jiwa dan membawa kedamaian di hati.

Perubahan lain yang tak kalah berkesan adalah rasa cinta dan protektif yang semakin kuat terhadap orang-orang terdekat. Suci terdorong untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan membawa mereka bersamanya dalam perjalanan spiritual ini. Suci ingin mereka merasakan kebahagiaan dan kedamaian yang sama seperti yang ia rasakan.

Menjadi mualaf tak hanya mengubah cara pandangannya terhadap dunia, tetapi juga pola hidupnya. Kini, ia lebih disiplin dalam menjalankan ibadah dan berusaha untuk selalu berpegang teguh pada nilai-nilai Islam. Suci belajar untuk lebih bersyukur atas nikmat yang diberikan Allah SWT dan selalu berusaha untuk menjadi pribadi yang bermanfaat bagi orang lain.

Di balik sorot matanya yang teduh, Suci Suwardiwati, memancarkan aura ketenangan yang berbeda sejak memeluk agama Islam. Dulu, hidupnya diwarnai keraguan dan pencarian jati diri. Kini, Suci menemukan kedamaian dan makna hidup dalam Islam.

Perjalanan Suci menuju Islam tak berhenti di situ dan tidaklah mudah. Di tengah keluarga yang berbeda agama, dia dihadapkan pada berbagai pertanyaan dan keraguan dari keluarga dan orang-orang di sekitarnya. Namun, keyakinannya yang teguh dan pengetahuan yang dia dapatkan menjadi tamengnya. Rasa ingin tahunya yang besar tentang Islam membuat Suci mencoba untuk menjalankan ibadah puasa untuk pertama kalinya. Saat menjalankan ibadah puasa, Suci merasa mendapatkan ketenangan, hal tersebut membuatnya makin memantapkan diri untuk memeluk agama Islam. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun