Semoga semuanya hidup dalam bahagia, damai dan kasih.Â
Kemudian saya berjalan keluar dan beranjak mau pulang. Sebelum itu, saya kembali ke tempat Bunda Maria dan melihat banyak orang berdoa dengan khusyuk. Saya merasakan semua orang ingin kesembuhan dan hidup bahagia.Â
Duduk disini saya melanjutkan menulis kisah ini sampai selesai. Terlintas oleh penglihatanku dandelion kecil putih yang terbang bebas dan lepas. Bunyi burung berkicau, bunyi daun yang terjatuh dari pohonnya. Sejuknya angin berhembus. Ya, sebuah tempat yang tenang dan saya menikmati momen ini.
Sembari duduk, saya merenung, saya hanya ingin berbuat baik tanpa ego. Hidup totalitas dalam kasih dan damai, serta bermanfaat.
Terima kasih. Terima kasih semuanya.Â
Demikianlah kisah perjalanan saya yang akan terus berlanjut dalam ziarah kehidupan ini. Semoga senantiasa damai dan sejahtera.Â
Saya hanya ingin menghormati dan memanfaatkan momen Natal ini, meskipun saya bukan seorang Christian. Saya rasa itu baik adanya.
Saya tersadarkan bahwa Yesus Kristus telah menanggung derita di kayu Salib. Ini merupakan belas kasih universal yang patut diresapi, diteladani dan dikembangkan dalam diri, sehingga kita hidup sepenuhnya dalam karunia kasih. Kasih adalah bahasa universal tanpa memandang apa agamamu.
Merry Christmas :)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H