Kami disana disambut oleh Guru Besar Nurseno SP dengan ramahnya di Keratonan Kandang Wesi yang berupa bangunan kayu berupa aula terbuka dengan dihiasi kain warna warni . GB, Demikian beliau dipanggil, mempunyai karakter yang ramah dan menyenangkan. Terlihat sekali keterbukaan beliau pada kami yang menjadi tamu-tamunya walaupun hitungannya gue dan tim dalam posisi pekerja disitu.Â
Diawali dengan ajakan makan bersama sembil istirahat santai mengistirahatkan badan yang lumayan pegal karena tergoncang akibat jalan menuju lokasi yang sangat amat parah dengan lubang dan batu berserakan, kami saling berbincang dan obrolan satu persatu mengalir, dari sekedar budaya disana, kebiasaan, bela diri, tenaga dalam dan akhirnya yang serem-serem dari nakutin soal penunggu sana dan terutama berbincang soal kebatinan.
Soal kebatinanpun berbeda dengan yang gue bayangin tentang  kisah orang-orang berilmu sakti yang sering diceritakan di film, nyatanya biasa aja bahkan lebih membahas akan pemahaman akan kehidupan.
Dengan basic gue yang nota bene pernah menjadi Guru Sekolah Minggupun sama sekali tidak berbentrokan dengan pemikiran Beliau yang beragama lain. Satu hal yang sangat jarang terjadi selama ini. Lucu sih, karena bahkan gue dengan Didiet sang fotografer yang agamanya universal aja, gue sering berdebat karena beda pola pikir dan cara pandang dalam memahami agama. Tapi Bapak Nurseno membahas soal kebatinan ini dengan tidak menjatuhkan agama ataupun keyakinan satu orangpun.
Saking nyamannya, selama kami  4 hari di sana, gue gak merengek untuk pulang. Betah sekali disana. Kenapa bisa 4 hari? Pertama, sebetulnya acara disana itu berlangsung 2 hari saja namun karena salah satu dari tim Dokumentasi yang tidak mau namanya disebut mengalami sakit aneh yang tidak memungkinkan untuk melakukan perjalanan pulang, kami tertahan sejenak disana. Sakitnya sendiri diobati oleh Bapak Nurseno, katanya rekan kami diajak kenalan oleh penghuni disitu.  Nanti gue ceritain di lain tulisan.
Pokoknya, gue merasakan hal yang luar biasa selama gue berada di Keraton Kerajaan Kandang Weusi ini.
Lily Ong
Jakarta 26 Januari 2019