Mohon tunggu...
Lil Mee
Lil Mee Mohon Tunggu... -

Envy is ignorance. Imitation is suicide ~ Ralph Waldo Emerson

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Latah Ahok

11 Mei 2017   19:45 Diperbarui: 11 Mei 2017   20:53 1390
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Jadi Apakah salah ketika hakim berpendapat:

"Dari ucapan tersebut, terdakwa telah menganggap Surat Al-Maidah adalah alat untuk membohongi umat atau masyarakat atau Surat Al-Maidah 51 sebagai sumber kebohongan. Dan dengan adanya anggapan demikian, maka menurut pengadilan terdakwa telah merendahkan dan menghina Surat Al-Maidah ayat 51,"

NEGARA CONTOH?

Kembali lagi, ke pihak pihak yang latah mengatakan keadilan di indonesia telah mati. Meminta pasal penistaan agama dicabut. Solusi apa yang mereka tawarkan untuk menjaga toleransi umat dan suku di negara yang majemuk? Negara mana yang harus jadi contoh?

Ingin Indonesia seperti Amerika? Dimana masjid masjid dibakar, diteror bomb, keluarga muslim ditembak mati karena mereka muslim? Aktivis anti Islam penyebar kebencian seperti Pamella Geller Robert Spencer dibiarkan? Atau memiliki presiden yg mendapat suara dari retorika anti Islam? Yesus sering digambarkan sangat tidak pantas dalam kartun populer seperti The Simpson, Family Guy, South Park. Makam-makam Yahudi menjadi korban vandalisme. Jemaah Gereja kulit hitam dibunuh oleh terrorist kulit putih atas dasar supremasi kulit putih. Pembunuhan atas nama supremasi kulit putih menjadi jamak.

Atau ingin Indonesia seperti Kanada? Kaum minoritas diperlakukan tidak pantas. Jemaah masjid dibunuh pada saat melaksanakan salat subuh. Masjid dilempar kepala babi.

Atau ingin Indonesia seperti di Eropa? Di Perancis atau Belanda, anda akan memiliki pemimpin partai yg bebas menghina agama dan menyebar kebencian seperti Geert Wilders atau Marine Le Pen. Di Inggris anda menemukan partai seperti UKIP. Majalah seperti Charlie Hebdo menggambarkan Yesus, Bapa, Roh Kudus dengan posisi yang sangat tidak pantas. Ada juga Bunda Maria digambarkan secara tidak pantas. Di Norwegia, teroris ekstrim kanan, Andres Breivik membunuh 77 orang, Breivik sendiri dipengaruhi oleh aktivis penyebar kebencian asal Amerika, Pamella Geller dan Robert Spencer. Gerakan anti-Islam (agama minoritas) seperti Pegida di belasan negara Eropa dibiarkan tumbuh  dan legal. Dan sungguh aneh jika terdapat komplain dari negara di Eropa: mengapa etnis tertentu tidak dapat terintegrasi dengan baik??

Atau ingin seperti Israel dimana anggota parlemennya (Knesset), Michael Ben Ari, merobek Alkitab dan membuangnya ketempat sampah. Muslim dimarjinalkan. Menteri Keadilannya, Ayalet Shaked menyerukan untuk membunuh  ibu-ibu Palestina. Dan jangan tanya perlakuan terhadap Non-Yahudi di daerah occupied territories (Gaza, West Bank, dan Jerusalem Timur). Tokoh agama yg paling prominen, Ovadia Joseph melontarkan pernyataan mengarah ke untuk melakukan genosida bagi kaum Muslim maupun memperbudak kaum non yahudi.

Atau anda Ingin Indonesia seperti Myanmar. Dimana Bikshu Virathu dibiarkan menyebar kebencian sehingga kaum muslim Rohingya disana dibunuh, masjid masjid dibakar dan ironisnya negara seolah diam.

Lantas apa yang ditawarkan oleh para netizen, selebritis lokal, selebritis internasional, media lokal, media internasional, NGO lokal, NGO asing, parlemen Belanda, Departemen Luar Negeri AS atas untuk mengatasi pembakaran rumah ibadah, pembunuhan berlatar belakang agama atau  ras? Apa yang ditawarkan Dewan HAM PBB atau HRW? Masihkah kebebasan menghina, kebebasan menyerukan kebencian di Tuhan kan atas kebebasan berpendapat.

INDONESIA SEBAGAI CONTOH

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun