Mohon tunggu...
Lilly Tri Rizky
Lilly Tri Rizky Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang pelajar

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengaruh Pemikiran Marxisme dalam Gaya Fidel Castro Saat Memimpin Kuba: Menyejahterakan atau Menjeratkan?

7 Juni 2021   20:22 Diperbarui: 7 Juni 2021   20:57 590
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Paham tersebut memang bertujuan untuk menyamaratakan, tetapi jika dipikir kembali, sistem seperti ini tidak begitu efektif karena para pekerja hanyalah melakukan pekerjaan yang monoton, dan harus menelan "pil pahit" bahwa mereka tidak akan menerima reward jika berhasil menjual banyak dagangannya. Di lain sisi, untukmemiliki status sosial yang tinggi di Kuba, dibutuhkan koneksi khusus dan dan loyalitas yang kuat kepada keluarga Castro, Komunisme, dan Revolusi. 

Sulit untuk rakyat biasa dapat 'memanjat' dan merasakan untuk menduduki posisi ini. Hanya orang Kuba yang bekerja di posisi tinggi di pemerintahan, seperti jenderal militer dan menteri departemen pemerintah yang diberikan kemewahan tertentu (mobil, internet, properti). Mereka juga mendapatkan hak istimewa, hal-hal yang tidak dapat dirasakan oleh orang Kuba pada umumnya yang bahkan penggunaan internet nya dibatasi oleh pemerintah. 

Cerita singkat, bagaimana bisa terjadinya Invasi Teluk Babi.

Invasi Teluk Babi dilatarbelakangi oleh eksistensi Fidel Castro yang menjadi penguasa Kuba setelah menggulingkan Fulgencio Batista yang sebelumnya didukung Amerika Serikat. Saat berkuasa, Castro menerapkan kebijakan dan retorika anti Amerika Serikat yang dianggap Amerika sebagai ancaman karena hal tersebut terjadi semasa Perang Dingin. Ketegangan antara AS dan Kuba semakin meningkat, bersamaan dengan Keberpihakan Kuba terhadap Soviet. Pemerintahan Eisenhower dan Kennedy ini menilai bahwa pergeseran Castro kepada Uni Soviet tidak bisa diterima. Pemerintah Amerika Serikat pun meyakini bahwa Kuba telah masuk ke dalam blok Komunis dan semakin khawatir akan keselamatan warganya mengingat jarak Kuba dan Amerika Serikat tidak lebih dari 10 mil. 

Invasi Teluk Babi dilakukan dengan tujuan untuk menggulingkan pemerintahan Fidel Castro dan dimulai dalam sebuah operasi pada tanggal 17-19 April 1961 di Pantai Teluk Babi, sebuah teluk kecil di pantai selatan Kuba atau yang biasa dikenal dengan The Bay of Pigs Invasion. Peristiwa ini menandai puncak dari tindakan anti Kuba yang dilakukan oleh Amerika Serikat. 

Namun, operasi pertama ini berhasil digagalkan karena rupanya Castro sudah mengetahui akan adanya serangan dari Amerika Serikat dan melakukan serangan balik kepada pesawat-pesawat yang hendak mendarat di Kuba. Operasi yang gagal ini pun dianggap menjadi salah satu noda internasional dalam masa pemerintahan Kennedy. 

Dan tak pelak menimbulkan kekhawatiran bagi Castro akan kemungkinan terjadinya invasi dari Amerika Serikat untuk kali kedua. Akibat dari kegagalan invasi Teluk Babi ini, Direktur CIA Allen Dulles, Wakil Direktur Charles Cabell, dan Wakil Direktur Operasi Richard Bissell bahkan dipaksa untuk mengundurkan diri dari jabatannya mengingat ketiga orang ini bertanggung jawab dalam operasi di CIA yang dilakukan bersamaan dengan invasi Teluk Babi. Setelah kegagalan invasi, pemerintah Amerika Serikat pun masih berusaha untuk tetap melakukan operasi-operasi rahasia kepada Kuba. Misalnya dalam Proyek Kuba dengan tujuan untuk menolong Kuba menggulingkan rezim Komunis yang kemudian membuat sebuah ketegangan memuncak kembali dalam Krisis Misil Kuba tahun 1962.

Kendati miskin, Kuba merupakan negara yang sehat, angka harapan hidup tinggi, dan berpendidikan.

Kuba merupakan tempat yang kompleks, kontradiktif dan membingungkan. Pasalnya, meskipun termasuk dalam kategori negara miskin, di tempat ini layanan kesehatan dapat dijangkau dengan mudah. Bahkan, di 2021 Kuba memiliki angka harapan hidup yang cukup tinggi, yaitu 78,98 tahun (United Nation -- Word Population Prospects, 2021). 

Angka ini hampir sama dengan angka-angka di negara maju seperti Inggris dan Amerika. Kuba juga merupakan negara yang berhasil membasmi berbagai peyakit dan mengurangi angka buta huruf, tingkat literasi di Kuba pun tinggi. Dengan sistem layanan kesehatan yang bagus, Kuba membuat banyak negara lain takjub. "Sektor kesehatan Kuba sangat kuat," ungkap John Kirk, seorang profesor studi Amerika Latin di Universitas Dalhousie Kanada. 

Dalam kondisi Covid-19 seperti sekarang ini pula, dokter dari Kuba telah dikirim ke luar negeri, seperti ke Italia, Afrika Selatan,  Andorra, dan lain-lain. Kondisi ini betul-betul membuktikan betapa baiknya sistem kesehatan di negara tersebut walaupun merupakan negara yang relatif miskin. Dengan APBN yang relatif kecil pula, Kuba tetap dapat mempertahankan layanan gratis untuk pendidikan dan kesehatan. Tapi, dibalik kesuksesan ini, ada kenyataan pahit yang harus 'ditelan' oleh masyarakat Kuba. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun