Dilema Pernikahan Terasa Seperti Layangan Putus
--------
Dalam film Layangan Putus, sebenarnya Kinan sudah cukup terlambat menyadari perselingkuhan Aris. Sebab perselingkuhan tidak terjadi dengan tiba-tiba. Pasti ada proses panjang yang menghantarkannya.
Sayang Kinan tidak menyadarinya. Di rumah, seakan semua baik-baik saja, hingga akhirnya Kinan merasakan jarak dengan Aris. Tampak Aris semakin cuek dan tidak perhatian dengan dirinya.
Ini adalah secuil dari serentetan kisah Kinan dan Aris dalam sinetron layangan putus. Sebenarnya bagaimana pengaturan keluarga dalam Islam? dan bagaimana agar keluarga menjadi kuat dari goncangan apa pun sehingga selamat dunia dan akhirat?
*Keluarga dalam Islam*
Keluarga merupakan pondasi utama dalam menata kehidupan masyarakat. Dari keluarga inilah akan lahir generasi - generasi yang baik ataupun tidak. Keluarga merupakan benteng pertahanan terakhir bagi muslim, ketika keluarga hancur maka semua penyakit sosial akan mudah merasuki seluruh isi rumah.
Seperti yang digambarkan dalam sinetron layangan putus, mudah sekali rapuh dan hancur di usia yang masih terhitung mudah. Ini merupakan fenomena yang nyata dalam dunia saat ini yang memisahkan antara agama dengan kehidupan. Agama hanya diletakkan pada pojok Masjid sedangkan kehidupa berdiri dan berjalan dengan sendirinya.
Lalu bagaimana sebenarnya Islam membentuk Keluarga?
Keluarga terdiri dari suami, istri, dan anak, sebelum kita berbicara masalah anak atau generasi, kita kupas terlebih dahulu tentang komponen utama pembentuk keluarga yakni suami dan istri.
Keluarga terbentuk karena adanya pernikahan, pernikahan terjadi atas keridhoan masing - masing mempelai. Sehingga proses ta'aruf menjadi proses yang sangat krusial dalam peenikahan, karena akan menentukan hancur tidaknya hubungan yang akan dibangun. Sehingga keterbukaan dan kejujuran proses ta'aruf menjadi titik terpenting untuk membina sebuah keluarga. Karena hal ini akan menggambarkan persiapan apa yang seharusnya dilakukan ketika kita sudah memahami kelemahan dan kelebihan masing - masing.
Membentuk keluarga berbeda dengan menjalin hubungan biasa, karena pernikahan merupakan *mitsaqan golidhon* peejanjian yang sangat kuat, sehingga tidak bisa dibuat mainan atau percobaan seperti yang dilakukan kebanyakan orang. Hal ini dikarenakan besarnya pertanggungjawaban yang akan diberikan kepada Allah kelak di akhirat.
Visi atau tujuan membentuk keluarga pun harus disepakati dari awal menikah dan harus ada komitmen untuk mewujudkanya bersama. Beribadah merupakan tujuan utama pernikahan sehingga baik suami dan istri akan berjuang mempertahankan keluarga, melindungi, menjaga semata - mata karena Allah SWT. Hal inilah yang akan membuat imunitas keluarga akan semakin kuat sehingga ujian apa pun mampu dilalui bersama dan generasi pun akan terselamatkan.
*Membentuk Imunitas Keluarga*
Imunitas keluarga dapat dibentuk dengan mudah ketika pondasi keimanan baik laki - laki dan perempuan sama - sama kuatnya. Sehingga ke duanya akan fokus pada perbaikan diri dan keluarga, berusaha menjalankan fungsi masing - masing dengan baik.
Allah pun berfirman :
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allh terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. [at-Tahrm/66:6]
Sehingga keluarga muslim yang terbentuk karena pondasi keimanan yang kuat, mereka akan berusaha sekuat tenaga untuk selalu menjalankan perintahnya dan menjauhi laranganya. Tidak akan membuang - buang waktunya dalam keharaman seperti perselingkuhan.
Karena Islam sendiri sudah memberikan kelonggaran untuk laki - laki menikah lebih dari satu, hal ini dalam rangka pencegahan masalah perselingkuhan yang akan merusak keharmonisan keluarga dan juga akan berefek kepada anak - anak.
Perselingkuhan akan melahirkan kondisi rumah yang tidak nyaman, merusak keluarga dan generasi yang ada di dalamnya. Jika yang selingkuh suami maka istri dan anaj akan jadi korban, jika istri yang sekingkuh maka suami dan anak jadi korban. Semua perselingkuhan akan mengorbankan anak dan generasi. Maka Islam pun membatasi interaksi antara lawan jenis hanya untuk muamalah saja, agar perselingkuhan dan perzinahan tidak merajalela.
Allah melarang perselingkuhan karena termasuk ke dalam tingkah laku yang mendekati zina. Allah berfirman :
Artinya: "Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk." (QS. Al-Isra: 32).
Jauhi segala upaya mendekati zina, kurangi interaksi dengan lawan jenis, kecuali hanya pada hal yang diperbolehkan misalnya muamalah, pendidikan, kesehatan. Semoga dengan menerapkan Islam kembali secara totalitas kita mampu menyekamatkan keluarga kita dan keluarga muslim pada umumnya. Wallahu'alam bi sowab
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H