Mohon tunggu...
Lilis Sintiasari
Lilis Sintiasari Mohon Tunggu... Penulis - Blogger

Solo Moviegoer and solo traveler

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menikah Lalu Memutuskan Tidak Memiliki Anak, Egois kah?

30 Agustus 2021   07:07 Diperbarui: 30 Agustus 2021   08:47 366
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pria yang mencium kening pasangannya (Sumber: pixabay/StockSnap)

Apakah ini egois?

Lalu, bagaimana dengan mereka yang melahirkan anak tanpa persiapan mental, finansial?

Membesarkan dengan segudang harapan dan tuntutan!!

Childfree, dulu memang tabu, tetapi sekarang menjadi tren di luar negeri bahkan di Indonesia banyak pasangan yang menikah, tetapi memutuskan untuk tidak memiliki anak.

Ada tahapan dalam hidup yang jika dijalani akan memiliki hidup yang ideal. Sekolah, kuliah, kerja, menikah lalu punya anak. Tentu teman-teman juga sudah tahu ini, 'kan! Dan kalau nggak gitu pasti dianggap nggak normal sama orang sekitar. Apalagi jika sampai memutuskan tidak punya anak, jelas ini menentang konsep keluarga tradisional bahwa menikah itu harus memiliki keturunan.

Mengapa ada orang memutuskan untuk tidak memiliki anak?

Pasangan yang menikah pastinya bahagia, tetapi akan lebih bahagia lagi jika dikaruniai seorang anak. Temen-temen juga pasti udah sering mendengar pepatah itu. Apakah dengan hadirnya seorang anak adalah satu-satunya sumber kebahagiaan?

Tunggu dulu deh, kalau berbicara sumber kebahagiaan tentu nggak datang dari kehadiran seorang anak aja. Kayaknya temen-temen perlu baca ini dulu deh biar lebih tahu kebahagiaan itu apa sih dan datangnya dari mana. baca di sini

Kalau gak punya anak, siapa yang nanti mau membahagiakan di hari tua?

Apakah fungsi memiliki anak untuk dituntut supaya bisa membahagiakan di hari tua? Loh, tadi katanya anak adalah sumber kebahagiaan, kenapa sekarang malah dituntut untuk membahagiakan orangtua? 

Jangan-jangan selama ini masih banyak orangtua yang membesarkan anak dengan penuh tuntutan dan harapan supaya membahagiakan jika sudah besar nanti. Padahal anak itu bukan sapi perah yang bisa dituntut ini itu untuk membahagiakan orangtuanya.

Oke deh kalau sampai tidak punya anak mungkin tidak akan ada yang mengurusi dan membahagiakan di hari tua nanti. Banyak para pelaku childfree yang mengatakan ada panti jompo yang menyediakan fasilitas dan layanan terbaik asalkan harus bisa nabung aja.

Apakah egois untuk memutuskan tidak punya anak?

Pasti banyak banget nih pasangan childfree yang sering mendapat cibiran kayak gini. "Ih egois banget sih jadi orang" Pasti nih cibiran yang datangnya dari mulut netizen yang ngomongnya pedes banget.

Padahal sejatinya setiap manusia memiliki jalan hidupnya sendiri. Tapi, ya namanya juga netizen. Bukan netizen dong kalau nggak ngurusin hidup orang.

Punya anak atau tidak tentu ini adalah hak bagi setiap perempuan. Kalau sampai ada yang memaksa kalau perempuan itu harus punya anak, sama aja termasuk pemaksaan dan penindasan terhadap otoritas tubuh perempuan.

Alasan kenapa nggak mau punya anak

Para pelaku childfree tentu memiliki alasan masing-masing mengapa memutuskan tidak ingin memiliki anak. Entah itu alasan dari masalah psikologi, genetik, lingkungan, dan lainnya.

Contohnya, ada seorang yang memang datang dari keluarga middle class ke bawah dan dibesarkan oleh harapan dari kedua orangtuanya untuk membahagiakan orangtuanya nanti kalau sudah besar. Banyak orangtua yang seperti itu yang menuntut dibagahagiakan oleh anaknya.

Biasanya orang seperti ini memilih tidak ingin punya anak supaya tidak ikut-ikutan membesarkan anak dengan harapan bisa membahagiakan seperti yang dilakukan orangtuanya dulu. Karena jika diteruskan sama saja meneruskan siklus setan.

Apa konsekuensi jika memutuskan tidak ingin memiliki anak?

Mungkin karena tren ini masih banyak yang menganggapnya tabu, tentu bisa membuat pelaku childfree dikucilkan, tersingkir dari kehidupan sosial. Namun, banyak para pelaku childfree yang tidak ingin ambil pusing dan menanggapinya dengan santai.

Nah, sekarang sudah tahu ya alasan mengapa banyak pasangan memutuskan tidak ingin memiliki anak dan juga konsekuensinya. Pada intinya setiap orang dan pasangan memiliki cara untuk menemukan kebahagiaan nya. Selama nggak merugikan orang lain, apa susahnya sih untuk bisa saling menghargai.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun