Pasti banyak banget nih pasangan childfree yang sering mendapat cibiran kayak gini. "Ih egois banget sih jadi orang" Pasti nih cibiran yang datangnya dari mulut netizen yang ngomongnya pedes banget.
Padahal sejatinya setiap manusia memiliki jalan hidupnya sendiri. Tapi, ya namanya juga netizen. Bukan netizen dong kalau nggak ngurusin hidup orang.
Punya anak atau tidak tentu ini adalah hak bagi setiap perempuan. Kalau sampai ada yang memaksa kalau perempuan itu harus punya anak, sama aja termasuk pemaksaan dan penindasan terhadap otoritas tubuh perempuan.
Alasan kenapa nggak mau punya anak
Para pelaku childfree tentu memiliki alasan masing-masing mengapa memutuskan tidak ingin memiliki anak. Entah itu alasan dari masalah psikologi, genetik, lingkungan, dan lainnya.
Contohnya, ada seorang yang memang datang dari keluarga middle class ke bawah dan dibesarkan oleh harapan dari kedua orangtuanya untuk membahagiakan orangtuanya nanti kalau sudah besar. Banyak orangtua yang seperti itu yang menuntut dibagahagiakan oleh anaknya.
Biasanya orang seperti ini memilih tidak ingin punya anak supaya tidak ikut-ikutan membesarkan anak dengan harapan bisa membahagiakan seperti yang dilakukan orangtuanya dulu. Karena jika diteruskan sama saja meneruskan siklus setan.
Apa konsekuensi jika memutuskan tidak ingin memiliki anak?
Mungkin karena tren ini masih banyak yang menganggapnya tabu, tentu bisa membuat pelaku childfree dikucilkan, tersingkir dari kehidupan sosial. Namun, banyak para pelaku childfree yang tidak ingin ambil pusing dan menanggapinya dengan santai.
Nah, sekarang sudah tahu ya alasan mengapa banyak pasangan memutuskan tidak ingin memiliki anak dan juga konsekuensinya. Pada intinya setiap orang dan pasangan memiliki cara untuk menemukan kebahagiaan nya. Selama nggak merugikan orang lain, apa susahnya sih untuk bisa saling menghargai.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H