Mohon tunggu...
Lilis Sintiasari
Lilis Sintiasari Mohon Tunggu... Penulis - Blogger

Solo Moviegoer and solo traveler

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerita Fabel: Keserakahan Membawa Petaka

7 Januari 2021   07:37 Diperbarui: 7 Januari 2021   07:51 2308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dari kejauhan sang Ular melihat seekor Bebek sedang berjalan-jalan sambil mencari makanan. Tanpa pikir panjang Ular pun langsung menyerang sang Bebek di antara tanaman padi. Ah tapi itu tidak berhasil karena sang Bebek sempat menghindari serangan Ular. Namun, seketika Bebek pun terpojok kebingungan tidak bisa lari dari Ular.

"Mau lari ke mana kau Bebek? Sekarang kau tidak akan bisa ke mana-mana lagi. Sebentar lagi kau akan ku santap. Hahaha..." Kata sang Ular dengan sangat girang.

"Ampun ular tolong jangan makan Aku. Tubuhku begitu kecil untuk kau santap. Kalau pun aku terlihat gemuk, itu hanya karena tubuhku diselimuti bulu yang lebat." Kata sang Bebek dengan ketakutan.

"Tapi jika kau ingin memakan daging lebih besar, aku tadi melihat Domba ada di tepi sawah. Mungkin itu akan cukup mengenyangkan perutmu selama dua hari." Kata sang Bebek lagi.

Ular pun tentu tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan tersebut. Dia pun langsung pergi meninggalkan Bebek sendirian untuk mencari sang Domba.

***

Ternyata benar, Ular pun melihat seekor Domba di tepi sawah sedang memakan rumput. Dan Ular pun langsung saja menghampiri Domba tersebut.

"Hei Domba, bersiaplah untuk menjadi santapan ku. Hahaha..." Kata sang Ular.

Seketika Domba pun kaget melihat ke belakang melihat Ular yang akan memangsanya.

"Tolong jangan makan aku Ular, aku mohon. Aku tahu dimana kau bisa memakan daging yang jauh lebih besar dari tubuhku ini". Bujuk sang Domba.

Seketika Ular pun lebih bernafsu apa yang baru dikatakan oleh Domba.

"Daging apa itu?" Kata sang Ular.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun