Ketika seorang ibu baru saja melahirkan, periode pasca kelahiran seharusnya menjadi waktu yang penuh kebahagiaan dan keajaiban.Â
Namun, sering kali ibu baru harus menghadapi tekanan, stres, dan kritik yang tidak perlu dari lingkungan sekitar, yang dikenal dengan istilah "mom shaming".Â
Mom shaming adalah tindakan mengkritik, menilai, atau mempermalukan seorang ibu atas cara dia merawat anaknya atau menjalani perannya sebagai ibu. Tindakan ini tentunya bisa berdampak serius pada kesehatan mental dan emosional ibu baru.
Dilansir dari studi yang dikeluarkan oleh Health Collaborative Center (HCC) seperti yang dikutip dari Tribunnews, tindakan "mom shaming" di Indonesia sendiri terhitung tinggi. Melalui survei yang dilakukan oleh HCC kepada sejumlah ibu, diperoleh angka sebesar 72 persen.
Peneliti utama dan Ketua HCC, Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK, FRSPH, menyebutkan bahwa berdasarkan penelitian tersebut, 7 dari 10 ibu di Indonesia yang diwakili oleh responden pernah mengalami mom shaming.Â
Dalam survei tersebut dijelaskan pula bahwa perlakuan mom shaming yang diterima oleh para responden sebagian besar dilakukan oleh orang terdekat, seperti suami, orang tua dan mertua.
Hal ini tentunya sangat memprihatinkan. Orang terdekat yang seharusnya menjadi sumber kekuatan bagi ibu baru, justru berbalik menjadi ancaman.Â
Jika terus berlanjut, mom shaming bisa sangat membahayakan kesehatan fisik dan jiwa para ibu. Berikut beberapa dampak yang bisa terjadi:
1. Â Meningkatkan Stres dan Depresi
Mom shaming dapat meningkatkan tingkat stres dan risiko depresi postpartum. Ketika seorang ibu terus-menerus dihakimi atau dikritik, ia bisa merasa tidak kompeten dan tidak yakin dengan kemampuannya sebagai ibu.Â
Perasaan ini dapat memicu stres berlebihan dan bahkan depresi, yang berdampak negatif pada kesejahteraan ibu dan anak.
2. Â Merusak Kepercayaan Diri
Ibu baru sering kali sudah merasa cemas dan ragu-ragu tentang peran barunya. Mom shaming hanya memperburuk situasi ini, merusak kepercayaan diri dan membuat ibu merasa tidak mampu.Â
Kepercayaan diri yang rendah bisa mempengaruhi kemampuan ibu untuk mengambil keputusan yang baik untuk dirinya dan bayinya.
3. Â Memperburuk Hubungan Sosial
Kritik yang berkelanjutan dari teman, keluarga, atau bahkan orang asing dapat membuat ibu merasa terisolasi. Akibatnya, sang ibu mulai menjauhkan diri dari orang-orang yang mendukungnya karena takut dihakimi.Â
Hal ini bisa menyebabkan ibu kehilangan dukungan sosial yang sangat dibutuhkan pada periode awal menjadi ibu.
4. Â Menyebabkan Kecemasan Berlebihan
Mom shaming bisa memicu kecemasan berlebihan tentang kemampuan ibu untuk merawat bayinya. Ia mungkin menjadi terlalu khawatir tentang setiap keputusan yang diambil, dari memberi ASI atau susu formula hingga memilih metode tidur yang tepat.Â
Kecemasan ini bisa mengganggu kesehatan mental dan fisik ibu, serta hubungan ibu-anak.
Menjadi seorang ibu baru adalah perjalanan yang penuh tantangan dan kebahagiaan. Untuk itu, dukungan dan pengertian dari orang-orang di sekitar sangatlah penting.Â
Mom shaming hanya akan menambah beban dan stres yang tidak perlu bagi ibu baru. Hal yang harus dilakukan hanyalah menunjukkan empati dan pengertian. Hal ini bisa membantu ibu baru merasa lebih percaya diri dan mampu menjalani peran barunya dengan bahagia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H