Mohon tunggu...
Lilis Nur Mukhlisoh
Lilis Nur Mukhlisoh Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Simple is best

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

Mengapa Anak di Keluarga Broken Home Butuh Perhatian Khusus?

19 Juni 2024   10:39 Diperbarui: 22 Juni 2024   12:01 493
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anak yang sedang menangis (dok. Yan Krukau/Pexels)

Keluarga merupakan fondasi utama bagi perkembangan emosional dan psikologis seorang anak. Sayangnya, tak semua anak mampu mendapatkan dukungan emosional dan psikologis yang seharusnya mereka dapatkan dari keluarga mereka.

Ketika terjadi perpecahan dalam keluarga atau yang sering disebut "broken home", anak-anak sering kali menjadi pihak yang paling terdampak. 

Dikutip dari Tribunnews, menurut Dokter Spesialis Jiwa dari RS Nirmala Suri, dr Taufik Ismail Sp. KJ, anak yang tumbuh dalam keluarga broken home sangat rentan mengalami masalah kesehatan jiwa dibandingkan dengan anak yang tumbuh dalam keluarga utuh.

Anak-anak yang tumbuh dalam keluarga broken home sering kali mengalami perasaan tidak aman, kebingungan, dan kesedihan. Perubahan dinamika keluarga, seperti perpisahan atau perceraian orang tua, dapat menimbulkan trauma yang mendalam. 

Mereka mungkin merasa kehilangan salah satu figur orang tua yang sebelumnya selalu ada untuk mereka. Perasaan ditinggalkan atau disalahkan juga sering muncul, yang dapat berujung pada rendahnya harga diri dan munculnya masalah emosional seperti kecemasan dan depresi.

Kehidupan sosial anak-anak dari keluarga broken home juga dapat terganggu. Mereka mungkin merasa malu atau berbeda dari teman-teman mereka yang memiliki keluarga utuh.

Hal ini bisa menyebabkan isolasi sosial dan kesulitan dalam menjalin hubungan dengan teman sebaya. Dalam beberapa kasus, anak-anak ini mungkin menunjukkan perilaku agresif atau menarik diri dari interaksi sosial sebagai cara untuk mengatasi perasaan mereka.

Lebih lanjut, stres dan ketidakstabilan emosional akibat kondisi keluarga yang tidak harmonis juga dapat memberikan dampak pada kinerja akademis anak. 

Mereka mungkin kesulitan berkonsentrasi di sekolah, menurunnya motivasi belajar, dan berkurangnya partisipasi dalam kegiatan sekolah. 

Gangguan tidur dan masalah kesehatan mental lainnya juga dapat mempengaruhi kemampuan mereka untuk berprestasi di bidang akademis. 

Untuk itu, perhatian khusus sangat perlu diberikan kepada anak-anak dari keluarga broken home. Beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mendukung mereka adalah:

1.  Dukungan Emosional. 

Memberikan dukungan emosional yang konsisten sangat penting. Orang tua, wali, dan guru perlu menyediakan ruang bagi anak untuk mengekspresikan perasaan mereka tanpa rasa takut dihakimi. 

Mendengarkan dengan empati dan memberikan kata-kata yang menenangkan dapat membantu anak merasa lebih aman dan dihargai.

2.  Stabilitas dan Rutin. 

Menciptakan rutinitas harian yang konsisten dapat memberikan rasa stabilitas bagi anak-anak. Ketika mereka tahu apa yang diharapkan setiap hari, mereka merasa lebih aman dan nyaman. Hal ini bisa mencakup jadwal tidur yang teratur, waktu belajar, dan aktivitas rekreasi.

3.  Konseling dan Terapi. 

Tidak jarang anak-anak dari keluarga broken home memerlukan bantuan profesional untuk mengatasi trauma dan stres. Konseling dan terapi bisa menjadi sarana yang efektif untuk membantu mereka memahami dan mengelola perasaan mereka. 

Terapi keluarga juga bisa membantu seluruh anggota keluarga berkomunikasi lebih baik dan memperkuat ikatan di antara mereka.

4.  Dukungan dari Sekolah. 

Guru dan staf sekolah harus peka terhadap tanda-tanda kesulitan yang dialami oleh anak-anak dari keluarga broken home. 

Mereka dapat bekerja sama dengan konselor sekolah untuk memberikan dukungan tambahan dan memastikan anak-anak ini mendapatkan perhatian yang mereka butuhkan di lingkungan akademis.

5.  Lingkungan yang Positif. 

Membangun lingkungan yang positif dan mendukung sangat penting. Lingkungan yang penuh kasih sayang dan penghargaan membantu anak-anak merasa diterima dan dihargai. 

Orang tua dan anggota keluarga lainnya harus berusaha menciptakan suasana rumah yang hangat dan ramah.

Anak-anak dari keluarga broken home menghadapi tantangan unik yang memerlukan perhatian dan dukungan khusus. 

Dengan memberikan dukungan emosional, menciptakan stabilitas, mencari bantuan profesional, dan membangun lingkungan yang positif, kita dapat membantu mereka mengatasi kesulitan yang mereka hadapi dan berkembang menjadi individu yang sehat dan bahagia. 

Perhatian khusus dan empati dari orang tua, guru, dan lingkungan sekitar sangat penting untuk memastikan bahwa mereka mendapatkan kesempatan terbaik untuk masa depan yang cerah. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun