Tradisi "nyambung"ini bukan hanya dilakukan oleh keluarga inti saja, tetapi siapa saja yang dianggap dekat atau kenal dengan si punya hajat, maka dapat memberikan dan mengirimkan "bantuannya"tersebut.
Tradisi "Nyambung" ini sepertinya memang sangat membantu saat si punya hajat harus menyiapkan banyak hidangan untuk para tamu undangan, mereka tidak perlu khawatir kekurangan persediaan logistik dalam mempersiapkan segala macam menu hidangan  dimeja prasmanan.
Tetapi hal yang terkadang terjadi adalah ketika saatnya tiba harus mengembalikan apa yang sudah diterima, dan ternyata pada saat itu belum bisa mengembalikan "bantuan" tersebut sesuai jumlah yang ada di buku catatan. sehingga akan timbul masalah tersendiri yang pastinya menjadi beban dan membutuhkan penyelesaian.
Yang awalnya mungkin adalah meringankan tetapi pada akhirnya mungkin mejadi sedikit beban yang memberatkan. walaupun semua itu dapat dibicarakan dengan baik.
Tradisi ini sampai dengan saat ini masih ada, para orang tua dan sesepuh masih mempertahankannya sebagai sebuah tradisi.
Apa pun tradisi itu kita patut menghormati dan menghargainya sebagai betuk kekayaan adat istiadat.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H