Mohon tunggu...
Lilis Mastul
Lilis Mastul Mohon Tunggu... Guru - Guru SD, yang ceria, semangat dan kekinian

seorang istri dan ibu dari dua orang putra

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tradisi "Nyambung", antara Meringankan atau Malah Memberatkan

9 Februari 2022   16:10 Diperbarui: 9 Februari 2022   16:34 2605
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menikah adalah hal yang sering sekali ditanyakan kepada anak, adik, sodara, teman atau siapa pun yang kita kenal dan belum menikah. pertanyaan yang sepertinya ringan dan mudah diucapkan. tetapi bagi yang belum menikah tentu akan terasa seperti hantaman godam didada.

Menikah bukan hanya urusan berdua, tetapi menyangkut dan melibatkan keluarga besar kedua belah pihak. menyatukan kedua keluarga yang mungkin berbeda karakter, merupakan hal yang penuh tantangan, dibutuhkan segala keterbukaan, kerendahan hati, saling memahami, saling mendukung dan mau mengesampingkan ego masing-masing.

Banyak sekali adat kebiasaan yang dibawa oleh masing-masing keluarga sesuai dengan adat yang diturunkan dari leluhur mereka. bahkan sampai ada yang mungkin memakan waktu yang cukup panjang dalam prosesi adat tersebut. 

Tetapi semua perbedaan adat dan kebudayaan dari dua keluarga besar tersebut justru menjadi hal yang sangat menarik dan unik serta menjadi pengalaman tak terlupakan bagi yang mengalaminya.

Terkadang ada hal menarik yang kita temui, yang tidak ada dalam adat kebiasaan kita.

Seperti halnya Tradisi"Nyambung" yang ada didaerah Pandeglang-Banten. Tradisi yang sudah turun temurun dari generasi ke generasi yang sampai saat ini masih dilakukan. Tradisi "Nyambung" ini biasanya dilakukan pada acara-acara pernikahan atau acara sunatan.

Dimana tradisi nyambung ini adalah tradisi "berkirim" segala kebutuhan yang diperlukan dalam acara pernikahan atau sunatan tersebut.

Adapun yang dikirimkan itu bisa berupa bahan-bahan kebutuhan dalam acara pernikahan, seperti, beras, air mineral, daging, ayam potong, ikan, sayur mayur, buah-buahan, dan berbagai macam kue hidangan serta berbagai hal lainnya.

Untuk itu setiap penyelenggara resepsi atau hajatan pernikahan ini akan membentuk panitia yang terdiri dari 3-5 orang yang akan mencatat siapa saja yang telah mengirimkan "bantuan" tersebut. dengan detail panitia ini akan mencatat nama, barang yang dikirimkan, jumlahnya, serta berasal dari daerah atau kampung mana, kedalam sebuah buku catatan.

Karena dari buku catatan ini akan diketahui siapa saja yang telah "membantu" sehingga nantinya ketika si pemberi bantuan ini akan melaksanakan acara yang serupa maka harus dikembalikan sesuai yang telah diberikan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun