KONEKSI ANTAR MATERI
MODUL 3.2. PEMIMPIN DALAM PENGELOLAAN SUMBER DAYA
Sekolah diibaratkan sebagai ekosistem yang didalamnya terdapat unsur-unsur biotik dan abiotik yang saling berinteraksi. Faktor-faktor biotik yang ada dalam ekosistem sekolah di antaranya adalah:
- Murid
- Kepala Sekolah
- Guru
- Staf/Tenaga Kependidikan
- Pengawas Sekolah
- Orang Tua
- Masyarakat sekitar sekolah
- Dinas terkait
- Pemerintah Daerah
Faktor-faktor abiotik dalam ekosistem sekolah adalah:
- Keuangan
- Sarana dan prasarana
- Lingkungan alam
Ada 2 pendekatan dalam mengelola aumber daya yang dimiliki. Pendekatan berbasis kekurangan/masalah (deficit-based approach) akan memusatkan perhatian kita pada apa yang mengganggu, apa yang kurang, dan apa yang tidak berfungsi dengan baik. Sementara pendekatan berbasis aset (asset-based approach) adalah kita diajak untuk memusatkan perhatian pada apa yang berjalan dengan baik, yang menjadi inspirasi, yang menjadi kekuatan ataupun potensi yang positif.
Perbedaan pendekatan berbasis kekurangan dengan pendekatan berbasis asset
Berbasis pada kekurangan/masalah/hambatan
Berbasis pada asset/kekuatan
Fokus pada masalah dan isu
Fokus pada asset dan kekuatan
Berkutat pada masalah utama
Membayangkan masa depan
Mengidentifikasi kebutuhan dan kekurangan – selalu bertanya apa yang kurang?
Berpikir tentang kesuksesan yang telah diraih dan kekuatan untuk mencapai kesuksesan tersebut
Fokus mencari bantuan dari sponsor atau institusi lain
Mengorganisasikan kompetensi dan sumber daya (asset dan kekuatan)
Merancang program atau proyek untuk menyelesaikan masalah
Merancang sebuah rencana berdasarkan visi dan kekuatan
Mengatur kelompok yang dapat melaksanakan proyek
Melaksanakan rencana aksi yang sudah diprogramkan
Pendekatan berbasis aset ini juga digunakan sebagai dasar paradigma Inkuiri Apresiatif (IA) dimana paradigma IA ini percaya bahwa setiap orang memiliki inti positif yang dapat memberikan kontribusi pada keberhasilan. Menurut Cooperrider & Whitney (2005), Inkuiri Apresiatif adalah suatu filosofi, landasan berpikir, yang berfokus pada upaya kolaboratif menemukan hal positif dalam diri seseorang, organisasi, dan dunia sekitarnya, baik dari masa lalu, masa kini, maupun masa depan.
Asset-Based Community Development (ABCD) yang selanjutnya akan kita sebut dengan Pengembangan Komunitas Berbasis Aset (PKBA) merupakan suatu kerangka kerja yang dikembangkan oleh John McKnight dan Jody Kretzmann, di mana keduanya adalah pendiri dari ABCD Institute di Northwestern University, Amerika Serikat. Pendekatan PKBA menekankan dan mendorong komunitas untuk dapat memberdayakan aset yang dimilikinya serta membangun keterkaitan dari aset-aset tersebut agar menjadi lebih berdaya guna. Pendekatan PKBA berfokus pada potensi aset/sumber daya yang dimiliki oleh sebuah komunitas, dimana selama ini komunitas sibuk pada strategi mencari pemecahan pada masalah yang sedang dihadapi. Â Maka disinilah seorang pemimpin akan berperan sebagai fasilitator dalam menggerakkan dan memimpin komunitasnya agar tercipta komunitas yang sehat dan resilien.
Karakteristik komunitas yang sehat dan resilien:
- Mempraktikkan dialog berkelanjutan dan partisipasi anggota masyarakat.
- Menumbuhkan komitmen terhadap tempat
- Membangun koneksi dan kolaborasi
- Mengenal dirinya sendiri dan membangun aset yang ada
- Membentuk masa depannya
- Bertindak dengan obsesi ide dan peluang
- Merangkul perubahan dan bertanggung jawab
- Menghasilkan kepemimpinan.
7 Modal utama sebagai salah satu alat yang dapat membantu menemukenali sumber daya yang menjadi aset sekolah:
- Modal manusia
- Modal sosial
- Modal politik
- Modal agama dan budaya
- Modal fisik
- Modal lingkungan alam
- Modal finansial
Pemimpin pembelajaran dalam pengelolaan sumber daya adalah seseorang yang memiliki pola pikir berbasis aset (asset based community development). Ia berusaha mengelola dan memanfaatkan asset yang ada untuk mengembangkan komunitas yang dipimpinnya agar lebih baik.
Contoh bagaimana hubungan pengelolaan sumber daya yang tepat akan membantu proses pembelajaran murid menjadi lebih berkualitas.
- Modal manusia :
- Kepala sekolah : berusia muda, peserta program pendidikan guru penggerak
- Guru : banyak yang berusia muda, menguasai IT, siap terhadap perubahan
- Tendik : berusia muda, memiliki kemampuan yang baik
- Siswa : jumlahnya banyak, memiliki semangat dan motivasi untuk belajar
- Komite sekolah : mendukung semua program sekolah
- Modal sosial
Menjalin kerjasama dengan berbagai pihak baik internal maupun eksternal.
- Modal politik
Memanfaatkan kebijakan dan kewenangan yang dimiliki oleh kepala sekolah untuk mendukung kegiatan pembelajaran yang berpihak kepada murid.
- Modal agama dan budaya
Memanfaatkan keberadaan tempat ibadah dan cagar budaya di sekitar sekolah sebagai tempat kegiatan pembelajaran.
- Modal fisik
Sarana dan prasarana sekolah dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk memfasilitasi berbagai kegiatan murid.
- Modal lingkungan alam
Memanfaatkan lingkungan sekitar untuk dijadikan sumber belajar murid
- Modal finansial
Menggunakan dana BOS sebagai sumber pendanaan utama dengan tata kelola yang transparan, akuntabel dan sesuai dengan ARKAS.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H