Kabut hitam menyelimuti keluarga ini. Kesedihan tak terkira menimpa sang ibu, hingga jatuh sakit. Sakit, sesakit-sakitnya. Beberapa dokter menangani, beberapa paraji di datangi. Semua semata-mata ingin sang ibu kembali sehat seperti dulu lagi. Padahal sebenarnya sakit sang ibu adalah sakit  yang dibuat sendiri karena tidak merasa ikhlas dengan kepergian anaknya. Dia tidak sadar, jika apapun yang dia miliki adalah milik Illahi yang dititipkan sementara. Dan akan dimintai pertanggungjawabannya suatu hari ini.
Sang Ibu setiap hari meradang. Hingga satu hari, seperti ada keajaiban. Sang Ibu mulai menata hati, meningkatkan ibadahnya lagi, meningkatkan puasanya lagi dan mulai mencari kesibukan diri. Penyakit yang selama ini menggerogotinya perlahan sirna bersama semangat sang ibu menjalani hari-hari.Â
Hikmah yang dapat kita petik dari satu kisah di atas adalah, " Apapun yang kita miliki di dunia ini, takada yang abadi. Dan dalam jiwa  yang sakit akan tumbuh  raga yang sakit pula. Makanya sehatkan jiwanya agar sehat pula raganya." bersambung ke part 2
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H