Mohon tunggu...
Lilis Edah Jubaedah
Lilis Edah Jubaedah Mohon Tunggu... Guru - Guru di SMPN 1 Cilegon

Saya Lilis Edah Jubaedah, Lahir di Purwakarta, 26 Agustus 1965. Pekerjaan saya Guru di SMPN 1 Cilegon. Hobby saya menulis, walapun belum mahir. Konten yang saya sering tulis apa saja yang berhubungan dengan rasa kekhawatiran diri terhadap lingkungan sekitar. Jenis tulisannya ada puisi, cerpen, opini, esai, atau apa saja yg menurut saya cocok dengan kontennya. Tapi hanya sekadar menulis saja.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Juara Lagi, Bercerita dan Pencak Silat

14 Februari 2023   06:15 Diperbarui: 14 Februari 2023   06:25 345
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kegiatan Mengapresiasi Siswa Berprestasi (Dokpri)

Setiap hari Senin setelah upacara, ada saja kegiatan yang ditambahkan di bagian pengumuman. Jika MC sudah menyampaikan kata-kata "pengumuman-pengumuman", anak-anak peserta upacara sudah paham, dan mereka dengan sendirinya tak perlu dikomando, langsung duduk bersila di lapangan.

Konsentrasi hari ini adalah untuk mengapresiasi juara lomba bercerita Tingkat kota Cilegon dan Pencak silat Tingkat Nasional yang dilaksanakan di Kota Subang. Rasya Aditya Hidayat siswa kelas 7 meraih juara ke-1 tingkat Kota Cilegon dalam bercerita, dan Aimar Sulaksono Gayun siswa kelas 9 meraih juara ke-1 Tingkat Nasional dalam pencak silat.

Sebelum mereka menyerahkan piala kepada kepala sekolah, Ibu Hj. Reny Damayanti, S.Pd., M.Pd., mereka 'dipetel' dulu untuk memotivasi teman-temannya dalam berliterasi yang berprestasi. Siapa tahu langsung mendapat sambutan dari temannya untuk menjadi seorang pencerita atau pesilat juga.

Dengan sisa waktu yang tersedia, 15 menit saja setelah upacara yang sebenarnya adalah jamnya literasi, maka yang juara tadi diminta untuk tampil di depan teman-temannya. Untuk bercerita sekitar 10 menit dan silat sisa waktunya.

Para siswa antusias memerhatikan untuk mengikuti alur ceritanya. Maka ketika si pencerita bertanya, otomatis pemirsa atau penonton bisa menjawab. Baik pertanyaan berupa soal atau pertanyaan lainnya.

"Teman-teman, boleh saya berpantun sebelum bercerita?" Rasya membuka dengan percakapan.

"Boleh," Jawabnya serempak.

 "Sayur Nangka berkuah Santen" kata Rasya

"Cakep," penonton kompak merespon

"Diambil dari kebun Kawung

"Cakep,"

"Ada cerita dari daerah Banten

"Cakep."

"Judulnya Legenda Batu Kuwung,"

"Cakep,"

Rasya melanjutkan ceritanya dengan ekspresif sekali. Tidak lupa suara kakek-kakek sebagai pengemisnya juga dikeluarkan dengan mirip, dan suara si Orang Kaya yang dikenal dengan sebutan juragan, juga dia bisa mengolahnya sehingga perbedaan suara antara kakek-kakek dan juragan bener-bener terdengar berbeda.

Sang pengemis mendapat pengusiran dari si juragan. Padahal sang kakek sudah bilang kalau dia sudah tiga hari belum makan. Tapi sang juragan tetap tak memberikan sedikit pun rejekinya. Sampai pada suatu hari tiba-tiba sang juragan kakinya tidak bisa digerakan. 

Sudah diadakan sayembara juga tetap tidak ada yang bisa menyembuhkannya. Sampai akhirnya dia meminta bantuan sama si kakek sang pengemis. Sang pengemis mau membantu tetapi dengan tiga syarat. Yaitu sang juragan harus bertapa di gunung, kedua sang juragan tidak boleh kikir, ketiga kalau sudah sembuh harus membagikan hartanya kepada pakir miskin.

Tepuk tangan dari penonton atau pemirsa di akhir cerita sangat gemuruh. Mengingat temanya memang 'orang sombong mendapat balasan yang setimpal'. Sepertinya memuaskan para pemirsa. Dan harta yang didapat dari hasil memeras akhirnya kembali kepada yang berhak. Itulah akhir ceritanya. Setelah salam literasi dan salam perputakaan, ada pesan dari pencerita yang disampaikan kepada teman-temannya, yaitu banyak-banyaklah membaca agar menjadi orang yang pintar dan luas wawasan. Sekian terima kasih, dengan menggunakan pantun lagi dan sama, mendapat respon dengan kompak juga.

"Sore-sore makan tahu bulat," rasa berpantun untuk menutup.

"Cakep," penonton kompak

"Tahunya nikmat dimakan berempat"

"Cakep," kompak lagi

"Meskipun pertwmuan kita singkat," katanya lagi

"Cakep," kompak lagi

"Semoga ceritanya bermanfaat," tutup Rasya.

"Cakep,"

Sesi kedua yang tampil Aimar Sulaksono Gayun, Juara ke-1 dan peraih Kriteria Terbaik Pesilat di Kejuaraan Pencak Silat Tapak Suci Alfest Tingkat Nasional 2023 di Subang-jawa Barat.

Dengan keterampilan bersilatnya, Aimar memeragakan segala macam gerakan silat. Hanya saja tidak disiapkan musik khusus silat, sepertinya gerakan yang sangat bagus dan terasa kekuatannya, sedikit agak 'cawerang' kurang garam. Menuju akhir, barulah diberikan sountracknya, baru terasa gerakannya yang membuat penonton 'gerrrrr!'. Memang betul kalau kita bergerak tanpa musik, gerakan itu terasa hambar. Tapi kalau sudah pakai musik, walau Gerakan itu biasa saja, akan otomatis nyawa dari Gerakan keluar. 

Diam-diam Pak Heri memberikan sountrack musik silat dengan khas terompetnya. Maka Gerakan sisa yang masih Aimar peragakan, lebih enak dilihat dan didengarnya. Gerakan silat  seperti bernyawa. Ternyata hanya tinggal beberapa gerakan saja. Padahal masih pengen menyaksikan prestasi kedua siswa tersebut.

Selesai sudah penampilan kedua siswa berprestasi minggu ini, berarti selesai sudah acara apresiasi bagi peraih gelar juara di kegiatan lomba tingkat Kota dan Tingkat Nasional, semoga masih akan tumbuh siswa-siswa berprestasi berikutnya baik tingkat kota, provinsi dan nasional. Aamiin YRA.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun