"Cakep,"
"Ada cerita dari daerah Banten
"Cakep."
"Judulnya Legenda Batu Kuwung,"
"Cakep,"
Rasya melanjutkan ceritanya dengan ekspresif sekali. Tidak lupa suara kakek-kakek sebagai pengemisnya juga dikeluarkan dengan mirip, dan suara si Orang Kaya yang dikenal dengan sebutan juragan, juga dia bisa mengolahnya sehingga perbedaan suara antara kakek-kakek dan juragan bener-bener terdengar berbeda.
Sang pengemis mendapat pengusiran dari si juragan. Padahal sang kakek sudah bilang kalau dia sudah tiga hari belum makan. Tapi sang juragan tetap tak memberikan sedikit pun rejekinya. Sampai pada suatu hari tiba-tiba sang juragan kakinya tidak bisa digerakan.Â
Sudah diadakan sayembara juga tetap tidak ada yang bisa menyembuhkannya. Sampai akhirnya dia meminta bantuan sama si kakek sang pengemis. Sang pengemis mau membantu tetapi dengan tiga syarat. Yaitu sang juragan harus bertapa di gunung, kedua sang juragan tidak boleh kikir, ketiga kalau sudah sembuh harus membagikan hartanya kepada pakir miskin.
Tepuk tangan dari penonton atau pemirsa di akhir cerita sangat gemuruh. Mengingat temanya memang 'orang sombong mendapat balasan yang setimpal'. Sepertinya memuaskan para pemirsa. Dan harta yang didapat dari hasil memeras akhirnya kembali kepada yang berhak. Itulah akhir ceritanya. Setelah salam literasi dan salam perputakaan, ada pesan dari pencerita yang disampaikan kepada teman-temannya, yaitu banyak-banyaklah membaca agar menjadi orang yang pintar dan luas wawasan. Sekian terima kasih, dengan menggunakan pantun lagi dan sama, mendapat respon dengan kompak juga.
"Sore-sore makan tahu bulat," rasa berpantun untuk menutup.
"Cakep," penonton kompak