Mohon tunggu...
Lilis Edah Jubaedah
Lilis Edah Jubaedah Mohon Tunggu... Guru - Guru di SMPN 1 Cilegon

Saya Lilis Edah Jubaedah, Lahir di Purwakarta, 26 Agustus 1965. Pekerjaan saya Guru di SMPN 1 Cilegon. Hobby saya menulis, walapun belum mahir. Konten yang saya sering tulis apa saja yang berhubungan dengan rasa kekhawatiran diri terhadap lingkungan sekitar. Jenis tulisannya ada puisi, cerpen, opini, esai, atau apa saja yg menurut saya cocok dengan kontennya. Tapi hanya sekadar menulis saja.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sudut Pandang, PAS Ganjil Semi Online

1 Desember 2022   08:28 Diperbarui: 1 Desember 2022   08:42 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ujian Menggunakan HP alasannya paperless, memang benar

Tapi bagi mereka yang otaknya jlinger, mungkin

Dijadikan kesempatan untuk berkomunikasi lewat medsos, barangkali

Lebih mudah dari pada ujian dengan kertas, tapi

Bila kontak mulut terlihat pengawas, awas saja

Bisa dicatat di buku hitamnya siswa, kata mereka

Setelah pengawas keliling, ternyata

Ada satu siswa yang dalam satu jam selesai, semoga saja

Nilai yang diperoleh sesuai dengan yang diharapkan, jangan sampai

Waktu disia-siakan sementara hasil tidak memuaskan, sangat disayangkan

Padahal waktu yang diterapkan adalah standarnya nasional, waktu UN dulu

Kalau disediakan waktu 120 menit dihabiskan untuk 50 soal PG, karena paham

Bahwa hasilnya akan dijadikan nilai kelulusan, walau

Akhirnya dikritik oleh Forum Guru Indonesia, bahkan 

Menggugat pemerintah dikaitkan dengan HAM, sementara

Kebijakan masa pandemi melemahkan semangat belajar, tapi mereka

Siswa sepertinya senang dengan kebijakan itu, kurang kerja keras

Harus paham tidak semua kelemahan akan melahirkan semangat kerja keras, khawatir

Malah melahirkan kemalasan yang sangat, sehingga

Menimbulkan kelemahan yang kuat dan menghilangkan semangat, namanya

Learning loss yaitu kemunduran kademis, yang sebenarnya

Inilah yang menjadi bibit keruntuhan sebuah kejayaan, semoga saja

Mereka 'Tahu Diuntung' akan bekerja keras demi masa depannya, kalau tidak

Tak terbayang bagaimana akhir dari perjalanan mengukir prestasinya, semoga saja

Ada kebaikan lain yang dapat memperbaiki kehidupannya, sehingga 

Indonesia Emas 2045 dapat diwujudkan generasi muda yang berkualitas, Aamiin YRA.  

  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun