Ujian Menggunakan HP alasannya paperless, memang benar
Tapi bagi mereka yang otaknya jlinger, mungkin
Dijadikan kesempatan untuk berkomunikasi lewat medsos, barangkali
Lebih mudah dari pada ujian dengan kertas, tapi
Bila kontak mulut terlihat pengawas, awas saja
Bisa dicatat di buku hitamnya siswa, kata mereka
Setelah pengawas keliling, ternyata
Ada satu siswa yang dalam satu jam selesai, semoga saja
Nilai yang diperoleh sesuai dengan yang diharapkan, jangan sampai
Waktu disia-siakan sementara hasil tidak memuaskan, sangat disayangkan
Padahal waktu yang diterapkan adalah standarnya nasional, waktu UN dulu
Kalau disediakan waktu 120 menit dihabiskan untuk 50 soal PG, karena paham
Bahwa hasilnya akan dijadikan nilai kelulusan, walau
Akhirnya dikritik oleh Forum Guru Indonesia, bahkanÂ
Menggugat pemerintah dikaitkan dengan HAM, sementara
Kebijakan masa pandemi melemahkan semangat belajar, tapi mereka
Siswa sepertinya senang dengan kebijakan itu, kurang kerja keras
Harus paham tidak semua kelemahan akan melahirkan semangat kerja keras, khawatir
Malah melahirkan kemalasan yang sangat, sehingga
Menimbulkan kelemahan yang kuat dan menghilangkan semangat, namanya
Learning loss yaitu kemunduran kademis, yang sebenarnya
Inilah yang menjadi bibit keruntuhan sebuah kejayaan, semoga saja
Mereka 'Tahu Diuntung' akan bekerja keras demi masa depannya, kalau tidak
Tak terbayang bagaimana akhir dari perjalanan mengukir prestasinya, semoga saja
Ada kebaikan lain yang dapat memperbaiki kehidupannya, sehinggaÂ
Indonesia Emas 2045 dapat diwujudkan generasi muda yang berkualitas, Aamiin YRA. Â
 Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H