Mohon tunggu...
Lilis Apriani
Lilis Apriani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Menyanyi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Gangguan dalam Perkembangan Sosial-Emosional

22 Januari 2025   08:50 Diperbarui: 22 Januari 2025   11:19 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gangguan dalam Perkembangan Sosial-Emosional pada Anak

Perkembangan sosial-emosional pada anak mencakup kemampuan untuk mengelola emosi, membangun hubungan sosial yang sehat, dan memahami serta berempati terhadap orang lain. Namun, ada berbagai gangguan yang dapat memengaruhi perkembangan ini, menghambat kemampuan anak untuk berinteraksi dengan baik di lingkungan sosial mereka. Gangguan-gangguan ini dapat berakar dari faktor genetik, lingkungan, atau peristiwa traumatis dalam hidup anak.

1. Gangguan Spektrum Autisme (ASD)

Gangguan Spektrum Autisme (Autism Spectrum Disorder - ASD) adalah salah satu gangguan perkembangan yang dapat sangat memengaruhi kemampuan sosial-emosional anak. Anak dengan ASD biasanya mengalami kesulitan dalam berinteraksi sosial dan berkomunikasi dengan orang lain. Mereka sering kesulitan memahami ekspresi wajah, bahasa tubuh, dan norma-norma sosial yang penting dalam membangun hubungan interpersonal.

Selain itu, anak dengan ASD mungkin menunjukkan pola perilaku repetitif atau minat yang sangat terbatas pada suatu hal. Hal ini dapat menghalangi mereka untuk terlibat dalam aktivitas sosial yang bervariasi. Ketidakmampuan untuk merespons secara emosional terhadap orang lain juga menjadi tantangan besar bagi perkembangan sosial mereka.

2. Gangguan Kecemasan Sosial

Anak dengan gangguan kecemasan sosial (social anxiety disorder) mengalami rasa takut atau cemas yang berlebihan dalam situasi sosial, seperti berbicara di depan orang banyak atau berinteraksi dengan teman sebayanya. Gangguan ini dapat menyebabkan anak menghindari situasi sosial yang penting untuk perkembangan emosional mereka. Sebagai contoh, anak mungkin enggan berpartisipasi dalam kegiatan kelompok atau berbicara dengan orang yang baru dikenalnya.

Kecemasan sosial yang tidak ditangani dengan baik dapat menghambat kemampuan anak untuk membangun keterampilan sosial yang penting. Akibatnya, anak bisa tumbuh menjadi individu yang cenderung menarik diri dan kesulitan dalam membangun hubungan positif dengan orang lain.

3. Gangguan Perilaku Disruptif

Gangguan perilaku disruptif, seperti gangguan perilaku oposisi (Oppositional Defiant Disorder - ODD) atau gangguan perlawanan yang lebih parah (Conduct Disorder - CD), sering muncul pada anak-anak yang kesulitan mengelola emosi dan perilaku mereka. Anak dengan gangguan ini cenderung menunjukkan perilaku agresif, destruktif, atau penuh perlawanan terhadap aturan dan otoritas. Mereka mungkin sering bertindak tanpa pertimbangan dan berperilaku dengan cara yang merugikan diri sendiri atau orang lain.

Perilaku ini biasanya berasal dari kesulitan dalam mengontrol emosi, terutama rasa marah atau frustrasi. Gangguan ini dapat menyebabkan masalah besar dalam hubungan sosial dan perkembangan emosional anak, karena mereka tidak memiliki keterampilan yang cukup untuk menyelesaikan konflik secara sehat dan berkomunikasi dengan baik dalam hubungan interpersonal.

4. Depresi dan Gangguan Mood Lainnya

Depresi adalah gangguan emosional yang juga bisa menghambat perkembangan sosial anak. Anak yang mengalami depresi sering merasa cemas, tertekan, dan tidak bersemangat, yang membuat mereka enggan berinteraksi dengan teman-temannya atau berpartisipasi dalam kegiatan sosial. Depresi pada anak bisa menyebabkan penurunan minat pada hal-hal yang sebelumnya mereka nikmati, sehingga mereka merasa terisolasi dan kesepian.

Gangguan mood seperti depresi juga dapat memengaruhi kemampuan anak untuk mengelola emosi mereka dengan cara yang sehat, yang berakibat pada kesulitan dalam menjalin hubungan sosial yang positif.

5. Trauma dan Pengalaman Negatif Masa Kecil

Anak yang mengalami trauma, seperti kekerasan fisik, emosional, atau seksual, atau yang tumbuh dalam lingkungan yang tidak stabil, sering menghadapi kesulitan dalam perkembangan sosial-emosional mereka. Trauma dapat menyebabkan anak merasa cemas, takut, atau bahkan marah, yang menghambat kemampuan mereka untuk mempercayai orang lain dan membentuk hubungan yang sehat.

Pengalaman buruk masa kecil dapat menyebabkan anak mengembangkan pola pikir negatif tentang diri mereka sendiri dan orang lain. Mereka mungkin menghindari interaksi sosial atau berperilaku agresif sebagai cara untuk melindungi diri mereka dari rasa sakit emosional. Oleh karena itu, dukungan psikologis dan intervensi yang tepat sangat penting untuk membantu anak mengatasi dampak trauma dan membangun kembali kemampuan sosial-emosional mereka.

6. Peran Keluarga dan Lingkungan

Keluarga memiliki peran yang sangat penting dalam perkembangan sosial-emosional anak. Pola pengasuhan yang tidak mendukung, seperti pengabaian, kekerasan dalam rumah tangga, atau pengasuhan yang terlalu ketat, dapat memengaruhi perkembangan emosi dan kemampuan sosial anak. Anak yang tumbuh dalam lingkungan yang penuh konflik atau kurang kasih sayang mungkin kesulitan dalam mengelola emosinya dan membangun hubungan sosial yang sehat.

Selain itu, faktor lingkungan lainnya, seperti bullying di sekolah atau tekanan dari teman sebaya, juga dapat memengaruhi perkembangan sosial-emosional anak. Penting bagi orang tua, guru, dan masyarakat untuk menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan emosional yang sehat bagi anak-anak.

Kesimpulan

Gangguan dalam perkembangan sosial-emosional pada anak dapat bervariasi dalam jenis dan tingkat keparahan. Gangguan ini, seperti gangguan spektrum autisme, kecemasan sosial, gangguan perilaku disruptif, depresi, atau trauma masa kecil, dapat menghambat kemampuan anak untuk membangun hubungan yang sehat dan mengelola emosinya dengan baik. Oleh karena itu, dukungan dari keluarga, sekolah, dan profesional sangat penting untuk membantu anak mengatasi kesulitan-kesulitan tersebut dan mencapai perkembangan sosial-emosional yang optimal.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun