Single parent berperan ganda dalam kehidupan sehari-hari, selain menjadi ibu/ayah yang tugas mendidik dan membimbing anak, seorang single parent harus bisa mencari nafkah untuk kebutuhan sehari-hari. Perempuan/laki-laki yang memiliki peran ganda terkadang dapat mengganggu kegiatan dan konsentrasi dalam bekerja karena terbagi perannya sebagai Ibu Rumah tangga. Perempuan dengan peran ganda sering mengalami konflik dalam dirinya karena adanya pertentangan antara tanggungjawab yang dimilikinya sebagai ibu rumah tangga serta tugasnya dalam menghidupi keluarga. Sementara tidak memiliki tempat untuk mencurahkan segala kerumitan yang ada dalam otaknya.Â
Langkah-langkah Keluarga Single Parent dalam Mendidik Anak
Saya kutip dari tulisan Bapak M.Asngad Rudi Sunhaji dalam artikel saluran publik, bahwa:
"Mendidik itu menumbuhkan sayap-sayap pada manusia untuk bisa terbang mengarungi jagat kehidupan seluas-luasnya, bukan malah sebaliknya, mematikan urat-urat sayap hingga tidak berhasil tumbuh. Lebih parah lagi, malahan mematahkan sayap-sayap yang sudah terbentuk pada anak. Mendidik itu membebaskan untuk terbang setinggi-tingginya bukan melumpuhkan."
Dari statement diatas, bisa saya ambil catatan bahwa keluarga Single Parent bisa mendidik anak-anaknya, antara lain dengan cara:
1. Menanamkan nasihat-nasihat yang berguna untuk masa depan, menjaga perkataan dan perbuatan dengan memberikan contoh yang dilakukan keluarga single parent perempuan/laki-laki.
2. Memberikan motivasi kepada Anak untuk karier masa depannya, dimulai sejak dini hingga dewasa. Demi kesuksesan karier dalam hidup anaknya.
3. Menuruti dan menfasilitasi sarana dan prasarana demi tumbuh kembang bakat minat anak yang positif. Mengarahkan serta mengajak diskusi dengan membicarakan tujuan dan maksud apa yang didapat daru bakat/minat anak yang dilakukan.
4. Memberikan perhatian di setiap saat baik dari jarak jauh maupun jarak dekat. Bicara perhatian lebih pada sikap dan batin dari keluarga single parent. Memberikan perhatian bukan berarti memanjakannya, tetapi lebih pada sikap memantau atau mengarahkan kegiatan-kegiatan anak jikalau tidak sesuai syariat (hukum) agama.
5. Mengontrol kegiatan anak. Tidak perlu dengan kata-kata kasar atau umpatan-umpatan yang tidak jelas, hanya menuruti keinginan atau pola pikir keluarga single parent saja. Hal ini bisa melumpuhkan otak anak. Jadi, cukup dengan mendekatinya dengan cara lahiriyah atau batiniyah. Cara lahiriyah yaitu jika dia mau diajak ngobrol, silakan diajak ngobrol, diskusi untuk menemukan solusi dari segala aktifitas yang anak lakukan. Jika anak cenderung introvert (diam) bisa dengan cara batiniyah yaitu keluarga sigle parent perempuan/laki-laki cukup diam memantau dari jauh dan berdo'a yang baik-baik untuk anaknya (selalu berfikiran positif terhadap tindak tanduk anaknya).Â