Jika dianalogikan dengan reaksi kimia pada ruang tertutup, cinta dibaratkan sebagai pereaktor, rindu merupakan hasil reaksi, jarak dan waktu merupakan katalisnya, sementara ruang tertutup merupakan sebuah jalinan hubungan (bisa jadi dalam bentuk pernikahan).
Jika dianalogikan dengan ilmu tajwid, cinta itu ibarat Qori'/Qori'ahnya, rindu merupakan hasil qiro'ah yang dibacanya dengan alunan suara indah disertai ketepatan tajwid, fashohah dan irama lagu. Sementara sound sistem merupakan sebuah jalinan kasih nan halal.
Semakin jauh jarak seseorang dan semakin lama waktu memisahkan, maka semakin cepat pula reaksi cinta untuk menghasilkan rasa rindu. Jika rasa cinta itu bertambah, maka dengan sendirinya kekuatan rindu itu bertambah pula. Sebaliknya, jika rindu bertambah, maka secara otomatis bertambah pula rasa cinta seseorang. Pada akhirnya, keduanya akan mencapai titik keseimbangan tertentu yang dinamakan dengan "kesabaran dan keridloan". Begitulah prinsip keseimbangan reaksi antara cinta dan rindu, yang dengan sendirinya, dengan pengelolahan keseimbangan dalam dirinya akan mendapatkan kesabaran dan keridloan. Yes selamat menikmati rindu dari diri kita masing-masing.
*****
Kedunglurah, 02 Februari 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H