Refleksi diri adalah sebuah tindakan untuk menilai dan mengkaji diri sendiri, berdasarkan kebiasaan, dan perbuatan yang selama ini kita lakukan. Secara spesifik, refleksi diri dapat dilakukan untuk mengevaluasi aktivitas sehari-hari. Selain itu, dapat diartikan juga, refleksi diri merupakan bagian dari proses introspeksi diri (ngrogoi awak e dewe: bahasa jawa) dengan jalan melihat kembali dan merenungkan berbagai hal yang telah terjadi di dalam hidup. Refleksi diri bisa membantu diri kita untuk menjalani hidup yang lebih baik kedepannya. Kenapa bisa begitu?. Iya karena melakukan refleksi diri banyak manfaatnya.
Tiga Manfaat Refleksi DiriÂ
1. Mengenal Diri Sendiri
Saya analogikan dengan Anda yang suka bercermin didepan cermin kaca. Yang pertama dan utama, siapa sosok manusia yang Anda lihat duluan?. Anda kan?. Entah itu kali pertama yang Anda lihat adalah mata Anda, hidung Anda, bibir Anda ataukah make up Anda.Â
Dalam hati; "Sudah layakkah Saya keluar dengan penampilan yang semacam ini?". Jika Anda rasa belum. Apa yang terjadi?. Dilakukanlah oleh Anda perbaikan-perbaikan dari Anda yang kurang pantas. Barulah Anda keluar rumah dengan percaya diri, berjalan gagah, anggun mempesona sebab Anda begitu mengenal siapa diri Anda sekarang setelah bercermin tadi. Nah dari analog ini bisa kita ambil pelajaran hidup, dalam diri kita pun perlu adanya cermin, kita koreksi diri kita masing-masing (intropeksi diri) hingga kita percaya diri dalam berbuat tanpa melakukan keinginan-keinginan dari orang lain.
2. Mengetahui Gaya Hidup yang Nikmat
Pernah saya baca di artikel kompas tulisan Muhammad Andi Firmansyah terbit bulan Juni 2022 (kompas wiken). Bahwa kebanyakan orang adalah memiliki pikiran rumit. Pada hakikatnya pikiran rumit itu berawal dari diri kita sendiri, seperti tidak bisa membatasi diri dalam berkegiatan, selalu melakukan perbuatan yang diminta orang lain, berkeinginan muluk-muluk tanpa kendali. Justru, ini semua membuat rumit hidup kita. Pertanyaannya: Bagaimana mencari kenikmatan hidup?. Ya..saya jawab...jalani hidup Anda sesuai dengan kemampuan setelah melakukan refleksi diri Anda sendiri tadi. Sederhana bukan?.Â
Sederhana atau rumitnya hidup kita tidak lain datangnya dari diri kita sendiri, bukan dari orang lain.
3. Mengendalikan Diri Sendiri
Sebuah sepeda onthel diayuh dengan kecepatan tinggi di sepanjang jalan pedesaan. Sudah terbayangkan kan oleh kita, bagaimana model jalannya?. Tentu ada yang mulus dan ada yang terjal. Jikalau pengendara sepeda onthel itu tidak memfungsikan rem atau pedal sepeda dengan baik maka kemungkinan-kemungkinan buruk akan terjadi, jatuh jungkir balik, roboh, terpental jauh. Ini berarti sepeda onthel berjalan tanpa kendali dari si pengendara. Baiklah sekarang sudah kita dapatkan beberapa pelajaran dari sepeda onthel untuk merefleksi diri kita masing-masing, diantaranya;
- Gunakan tangan Anda sebagaimana mestinya. Jika seseorang memerlukan bantuan Anda, dan Anda mampu segera ulurkan tangan Anda.
- Gunakan harta Anda sebagaimana mestinya. Berbagilah dengan orang yang tepat untuk diberi bagian dari harta Anda. Jangan salah sasaran berbagi, bisa-bisa pahala tak sempurna. Eh seperti Tuhan saja saya.
- Saring dulu penilaian Orang lain terhadap diri Anda. Jika semua penilaian orang lain Anda jadikan pedoman dalam menjalani hidup ini. Saya yakin Anda akan sempoyongan berat menjalaninya.Â
Jadi kendalikan Jasad-Fikiran Anda sendiri jangan Jasad-fikiran orang lain yang mengendalikan diri Anda.