Mohon tunggu...
liliputbuntek
liliputbuntek Mohon Tunggu... -

Soul searching..

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Nyaris Menumpang Rafelia 2

5 Maret 2016   05:43 Diperbarui: 5 Maret 2016   20:37 557
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Jangan loncat sekarang! Awas kena baling-baling!”

Pemandangan yang mampu pembuat laki-laki menangis histeris. Saya bertanya-tanya, apakah tidak ada sekoci penyelamat yang diturunkan? Kenapa banyak orang yang terjun ke laut? Tidak lama setelah penumpang loncat, sebuah kapal nelayan mendekat. Kapal-kapal kecil ini sangat membantu evakuasi korban ke darat.

Kejadian ini membuat media sosial ramai dengan kecemasan. Saya sendiri juga menempuh Ketapang-Gilimanuk hampir tiap minggu. Tapi insyaallah, untuk kapal penumpang jarang ada masalah. Saya juga selalu melakukan ini untuk jaga-jaga:

  1. Saya selalu melihat dimana letak penyimpanan jaket pelampung, dan dimana letak sekoci penyelamat,
  2. Cari dan perhatikan petunjuk penggunaan jaket pelampung,
  3. Kalo bisa, lihat denah kapal dan cari tempat berkumpul darurat,
  4. Saya juga pilih-pilih kapal. Yang sekiranya kecil tidak saya naiki, melainkan tunggu kapal yang agak gedean. Kali aja mesinnya lebih yahud,
  5. Ini cuman paranoid pribadi sih, tapi hindari kapal LCM. Kapal yang terakhir terdampar di Gilimanuk juga jenisnya LCM. Miring, diduga kelebihan muatan.

Dari bisik-bisik, saya juga mendengar kalau kapal ini memang main mata dengan supir mobil barang supaya naik ke kapalnya. Yang pasti, pihak manajemen tahu. Setiap kapal adalah milik perusahaan, bukan ASDP saja, dan apa yang terjadi di lapangan saya yakin manajemen juga pasti tahu. 

Lalu lintas di Pelabuhan Ketapang-Gilimanuk termasuk tinggi. Dengan 5 dermaga Ro-Ro (penumpang) dan lebih dari 20 kapal membuat kapal-kapal itu harus berangkat sesuai jadwal. Kosong berangkat, penuh juga berangkat. Tidak seperti bis yang menunggu penumpang penuh baru berangkat. Saya cuman agak sedikit ngeri kalau naik kapal pas bareng rombongan pariwisata. Bisnya gede-gede booo... Tapi ya itu, kapal sekarang pake jadwal. Dan mereka juga pasti memikirkan kuota penumpang dan berat kendaraan. Mereka juga manusia, tidak bakal mau celaka.

 
Semoga kita selalu dalam lindungan-Nya.

 
Salam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun