Memang saat ini mulai berkembang lagi pemikiran agnostic dimana percaya Tuhan/tidak tidak terlalu dipersoalkan kembali. Atau percaya Tuhan ada tetapi tidak percaya kepada agama. Kelihatan keren dan modern, karena agama dianggap ajaran yang tertinggal zaman.
Masalahnya percaya Tuhan ada tetapi tidak ada penertemah (agama) siapa Dia, lalu apa yang kita dapat? Tidak ada yang kita dapat, lalu untuk apa kita percaya Dia ada? Hehe, mbulet.
Meski penerjemah (agama) dan pemahaman kita terbatas, bagaimanapun tetap lebih mending daripada tidak jelas apa yang kita percaya dan kita dapat. Kita percaya Tuhan menciptakan kita dengan tujuan baik, maka kitapun cenderung akan menuju ke hal-hal yang baik.
Sederhana memang, tetapi disitulah keunggulan orang berTuhan, dia mempunyai kecenderungan (terbimbing) untuk berada di jalan yang lebih baik dan mengejar hal-hal yang lebih baik. Sedangkan orang yang tidak berTuhan, akhirnya dia juga kebingunan sendiri memaknai jalan dan tujuannya dalam hidup ini, karena mengejar kebaikan/kejahatan tidak memiliki makna apapun dalam hidupnya.
Ingin menjadi orang yang berada di jalan kebingungan atau terbimbing? Semua adalah pilihan kita :)
By sosmed lilinkecil_net
Bacaan:
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H