Mohon tunggu...
Lilin kecil
Lilin kecil Mohon Tunggu... Lainnya - Berbagi renungan

Kontemplasi

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Kepalsuan Hidup

10 Agustus 2024   16:30 Diperbarui: 10 Agustus 2024   16:31 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selama ini kita sering menggunakan istilah hoax untuk berita-berita palsu, sebenarnya hoax terjadi hampir di segala lini kehidupan, bahkan kehidupan perorangan/pribadi kita sendiri bisa hoax alias penuh kepalsuan.

Pernahkah kita melakukan hal-hal seperti di bawah ini :

  • Sengaja berteman dengan seseorang dengan motivasi untuk mendapatkan keuntungan tertentu?
  • Sengaja memamerkan kekayaan, kekuasaan, kepintaran, keunggulan kita untuk menutupi kekurangan/insecurity kita?
  • Berbohong, memanipulasi perkataan/kejadian, supaya kita untung?

Memang harus kita akui, saat kita dewasa, kita tidak bisa lagi berpikir dan bertindak secara murni seperti saat kita anak-anak. Logika kita mulai aktif dan semua mulai dipikirkan untung ruginya.

Pada saat kita mulai menimbang untung/rugi, menghindari kesengsaraan dan mengejar kenyamanan, maka tanpa sadar kita akan melakukan banyak hal untuk mewujudkan keuntungan bagi diri kita sendiri.

Kita melakukan banyak hal dengan bertamengkan bahwa itu semua masih “white-lie” (kebohongan kecil) dan “white-deed” (perbuatan buruk kecil) yang “menurut kita tidak merugikan orang lain.

Masalahnya apabila hal ini semakin sering kita lakukan, lama-lama kita akan menjadi “buta warna”, kita tidak lagi sadar mana yang palsu/tidak, persis dengan berita-berita yang sekarang berseliweran di internet, semua bisa dibuat benar salah sesuai dengan apa yang INGIN kita percayai.

Alhasil kehidupan kita akan semakin rumit dan jauh dari sukacita.

Lalu apa yang harus kita lakukan?

Daud mendefinisikan orang fasik di Mazmur 5, sebagai pembuat kejahatan, berkata bohong, penumpah darah dan penipu, tidak ada yang jujur, hati penuh kebusukan, lidah yang merayu , yang apabila kita amati secara garis besar definisi orang fasik di ayat ini adalah kehidupan yang penuh kepalsuan alias hoax.

Daud memberikan perbandingan lawan dari kefasikan, yaitu orang yang benar. Dia mengatakan bahwa orang yang benar akan bersukacita, kenapa? Karena Tuhan adalah tempat perlindungan mereka, yang menaungi, memberkati dan memagari mereka (ayat-13).

Dan yang menarik di pasal ini adalah, salah satu kebiasaan orang benar yang ada di ayat-4, yaitu mengatur persembahan bagi Tuhan di pagi hari, atau sederhananya = memulai  hari bersama dengan Tuhan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun