B. PENERAPAN ETIKA INTEGRITAS SARJANA DALAM KONTEKS IMMANUEL KANT
     Dalam dunia akademis, integritas seorang sarjana sering kali diuji oleh berbagai godaan, seperti tuntutan untuk mencapai hasil yang diinginkan, tekanan untuk mendapatkan pengakuan, atau bahkan dorongan untuk mencapai keberhasilan materi. Dalam konteks ini, etika Kantian memberikan landasan yang kuat bagi seorang sarjana untuk mempertahankan integritasnya, terlepas dari tekanan eksternal tersebut. Integritas sarjana dapat didefinisikan sebagai komitmen untuk bertindak secara etis dan jujur dalam semua aspek kehidupan akademik. Autonomi dalam penelitian mengacu pada kemampuan seorang sarjana untuk menentukan prinsip-prinsip moral yang akan mereka patuhi dalam melaksanakan penelitiannya. Prinsip ini sesuai dengan etika Kant yang menekankan bahwa individu harus bertindak berdasarkan aturan yang mereka tetapkan sendiri, sepanjang aturan tersebut berlandaskan pada rasionalitas dan dapat diterima secara universal. Dalam dunia akademis, ini berarti seorang sarjana harus memiliki independensi dalam pemikiran dan tindakan, tidak terpengaruh oleh tekanan dari pihak lain. Misalnya, seorang peneliti mungkin menghadapi tekanan dari sponsor atau lembaga pendanaan untuk mencapai hasil tertentu, tetapi integritas moral menuntut peneliti untuk tetap obyektif dan tidak mengubah hasil penelitian hanya demi menyenangkan pihak-pihak tertentu. Hal ini mencakup:
a. Â Kejujuran Akademik => Salah satu prinsip utama dalam integritas akademik adalah kejujuran dalam penelitian dan penulisan. Kant menekankan bahwa seseorang harus bertindak dengan dasar niat baik dan sesuai dengan aturan yang bisa dijadikan hukum universal. Dalam konteks akademik, seorang sarjana tidak seharusnya memalsukan data atau memanipulasi informasi untuk mendapatkan hasil tertentu. Dengan tetap jujur, sarjana menghormati prinsip kejujuran sebagai nilai yang bisa diterapkan secara universal. Â Sarjana harus menghindari plagiarisme, kecurangan ujian, dan bentuk-bentuk ketidakjujuran lainnya. Kejujuran akademik adalah dasar dari semua penelitian dan pembelajaran yang sah. Dalam dunia akademik, penerapan prinsip Kantian dapat membantu sarjana untuk mempertahankan integritas mereka. Beberapa contoh pengaplikasian ini adalah sebagai berikut:
b. Konsistensi dalam Bertindak => Prinsip Kantian menuntut konsistensi dalam bertindak, yang berarti tindakan harus sesuai dengan prinsip yang diyakini. Dalam hal ini, seorang sarjana tidak boleh berkompromi dengan integritas hanya karena tekanan atau situasi tertentu. Konsistensi ini penting untuk membangun kepercayaan dari masyarakat dan menjaga reputasi yang baik di dunia akademik.
c. Kepatuhan terhadap Etika => Sarjana harus memahami dan mematuhi kode etik yang berlaku di institusi mereka. Ini mencakup penghormatan terhadap dosen, rekan, dan semua anggota komunitas akademik.
d. Kemandirian Berpikir => Sarjana diharapkan untuk berpikir secara kritis dan mandiri, serta tidak terpengaruh oleh tekanan teman sebaya atau otoritas tanpa mempertimbangkan nilai-nilai moral dan etika.
e. Menghormati Orang Lain => Menurut Kant, manusia adalah tujuan dan bukan alat. Dalam konteks penelitian, seorang sarjana harus menghormati subjek penelitian, rekan kerja, maupun peneliti lain. Sarjana tidak boleh memanfaatkan atau memanipulasi orang lain untuk keuntungan pribadi atau demi mendapatkan pengakuan. Hal ini menuntut mereka untuk tidak melakukan plagiarisme, memberikan penghargaan yang layak kepada penulis lain, serta menghormati kontribusi semua pihak.
f. Tanggung Jawab Moral terhadap Ilmu Pengetahuan => Kant mengajarkan bahwa seseorang harus bertindak dengan dasar niat baik demi kepentingan umum. Seorang sarjana memiliki tanggung jawab moral untuk berkontribusi kepada pengetahuan yang berguna bagi masyarakat. Mereka harus berupaya untuk menghasilkan karya yang bermanfaat dan bertanggung jawab, bukan sekadar untuk mengembangkan karier pribadi atau mendapatkan keuntungan finansial.Â
g. Penghargaan terhadap Sumber => Kant menekankan pentingnya menghormati orang lain sebagai individu yang memiliki martabat. Dalam konteks akademik, ini berarti bahwa seorang sarjana harus memberikan penghargaan yang layak kepada penulis dan peneliti lain dengan cara mencantumkan referensi yang tepat. Mengakui kontribusi orang lain adalah bagian dari integritas dan menunjukkan rasa hormat terhadap usaha dan kerja keras mereka.Â
h. Kemandirian Berpikir => Immanuel Kant mengajarkan pentingnya berpikir secara mandiri dan kritis. Seorang sarjana harus mampu mengevaluasi informasi dengan objektif dan tidak terpengaruh oleh tekanan eksternal atau opini populer. Ini adalah bagian dari integritas, di mana seorang sarjana harus berani mengambil sikap berdasarkan prinsip-prinsip moral yang diyakini, meskipun itu mungkin tidak populer atau diterima oleh orang lain.Â
Kasus Penerapan Moral Kantian dalam Integritas Sarjana antara lain :Â