Perkenalkan saya Lilik Indriati, mahasiswa asistensi mengajar di SDN Pisangcandi 1 Malang tahun 2023. Saya berasal dari Departemen Administrasi Pendidikan Universitas Negeri Malang Angkatan tahun 2020. Disini saya akan berbagi pengalaman saya selama kegiatan asistensi mengajar di sekolah mitra. Perjalanan saya disini dibersamai oleh rekan mahasiswa satu departemen dengan saya, dan juga mahasiswa dari Departemen Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD).Â
Banyak hal yang kami lalui bersama, diawali dengan adaptasi masing – masing dengan suasana, lingkungan, dan orang – orang baru membuat saya banyak belajar. Perbedaan yang saya rasakan disini, menjadikan saya banyak belajar tentang bagaimana cara menghargainya. Adanya perbedaan ini bukan serta merta menjadi sebuah tembok pengalang bagi saya untuk terus belajar. Bahkan dengan adanya perbedaan inilah kemudian saya belajar untuk menyamakan persepsi dalam segala hal.
Berbicara terkait perjalanan saya di sekolah mitra, saya bersama rekan – rekan menyusun program kerja dan agenda untuk satu semester dalam program MBKM Asistensi Mengajar ini. Sebelum mencapai kesepakatan bersama, saya bersama rekan – rekan cukup mendapat banyak tantangan.Â
Dimana perbedaan pendapat, prinsip, dan karakter masing – masing yang perlu untuk disatukan ini, tidak jarang membuat saya dan rekan – rekan berada dalam situasi yang kontras. Akan tetapi dengan niat, tekad, dan tujuan yang sama semua itu dapat terlewati.Â
Disinilah awal dari bagaimana saya belajar manajemen konflik dengan melatih skill problem solving. Konflik menurut saya sangat dibutuhkan untuk latihan manajemen diri dalam menghadapinya atau lari mengindarinya. Adanya konflik disini tidak selalu dapat diartikan dengan hal negatif, akan tetapi juga upaya pencarian jalan tengah yang bisa memperoleh output positif.
Kegiatan saya bersama rekan mahasiswa asistensi mengajar di sekolah mitra, disusun berdasarkan observasi yang menyesuaikan kondisi dan kebutuhan sekolah.Â
Dalam merancang program kerja dan agenda bersama rekan mahasiswa asistensi mengajar, cukup banyak memunculkan pertanyaan apakah semuanya akan berjalan sesuai apa yang diharapkan atau bahkan tidak bisa terlaksana. Akan tetapi, pertimbangan pada kemampuan dan kesanggupan masing – masing memberikan semangat tersendiri untuk merealisasikan coretan rancangan program kerja dan agenda yang telah dibuat.Â
Dari sini saya belajar bagaimana memiliki komitmen yang satu tuju bersama rekan mahasiswa asistensi mengajar di SDN Pisangcandi 1 Malang. Saya selalu menekankan pada diri sendiri, untuk berusaha semaksimal mungkin menyelesaikan segala sesuatu yang sudah saya mulai. Meskipun timbul keraguan di awal, akan tetapi ketika komitmen untuk mencapai target telah ditanamkan maka tidak ada yang tidak mungkin selama mau mencoba.
Memasuki kegiatan di SDN Pisangcandi 1 Malang tempat saya dan mahasiswa mengabdi pada program asistensi mengajar, mengajarkan saya banyak hal meskipun baru beberapa hari masuk. Disini saya belajar bagaimana menyalurkan ilmu pengetahuan yang ada di perkuliahan untuk diterapkan dalam praktiknya disini. Tentu saja saya sadari bahwa belajar teori saja tanpa praktik tidak akan menghasilkan output yang nyata.Â
Maka dari itu, disinilah saya belajar bagaimana ketika teori yang saya peroleh selama kuliah untuk kemudian direpresentasikan dalam program kerja dan agenda yang saya buat. Meskipun terkadang merasa bahwa masih banyak hal yang kurang mencapai ekspetasi saya selama ini ketika menjalankan kegiatan asistensi mengajar, akan tetapi saya tetap selalu berusaha untuk memberikan dedikasi yang terbaik sebagaimana tujuan dari asistensi mengajar. Karena menurut saya, jika tanggung jawab telah menjadi bagian dari diri saya akan suatu hal, maka sudah menjadi tugas saya untuk memberikan apa yang mampu saya berikan di dalamnya.
Beberapa kali saya bertugas mendampingi kegiatan pembelajaran bersama peserta didik. Meskipun dalam departemen saya yang tidak diarahkan sebagai pengajar, akan tetapi ketika sekolah memerlukan bantuan saya siap melaksanakannya.Â
Dalam kegiatan belajar mengajar di kelas, saya sering ditemani oleh mahasiswa PGSD yang notabene memang ditujukan untuk mengajar dalam kegiatan ini. Sehingga saya menyebut diri saya hanya sekedar mendampingi, karena dalam praktiknya rekan mahasiswa PGSD yang lebih kompleks persiapan dalam mengajarnya.Â
Disini saya banyak belajar dari mereka, tentang bagaimana cara menjadi seorang pendidik, sabar ketika peserta didik sulit untuk diarahkan, menjadi penengah ketika peserta didik sedang bertengkar, dan masih banyak lagi. Sekalipun  dalam khususnya mahasiswa asistensi mengajar dari departemen Administrasi Pendidikan tidak ditujukan untuk mengajar, tetapi semua ini saya lakukan sebagai bentuk belajar loyalitas. Karena loyalitas saya rasa sangat penting untuk dimiliki.
Program kerja dan agenda yang saya dan rekan mahasiswa asistensi mengajar laksanakan ini, beberapa di antaranya adalah progenda gabungan. Dimana kami melaksanakannya dengan membagi beberapa jobdesc. Contohnya program kerja perpustakaan dan agenda pondok ramadhan.Â
Disini kami mendapat tugas yang masing – masing berbeda. Semua dibagi rata berdasarkan kesepakatan bersama. Ketika terdapat hal – hal yang urgent, kami akan membuat forum diskusi sehingga mencapai kesepakatan bersama. Dari sinilah ilmu decision making (pembuatan keputusan) dapat diterapkan.Â
Namun, tidak menutup kemungkinan ketika sedang dalam sebuah forum diskusi bersama rekan mahasiswa asistensi mengajar, terdapat hal yang kurang sesuai. Akibatnya, ada gap yang sedikit menghambat jalannya kegiatan. Meskipun demikian, kesepakatan dengan suara terbanyaklah yang kemudian kami ambil sebagai alternatif solusi dalam permasalahan yang kerap kali timbul. Dengan begitu, tidak ada lagi hal – hal kecil yang dapat menghambat jalannya kegiatan.
Selain itu dengan adanya program kerja dan agenda gabungan ini, sangat membuat saya banyak belajar makna sportivitas. Karena saya sadari bahwa semua manusia akan selalu saling membutuhkan satu sama lainnya, maka tidak perlu ada yang namanya rivalitas dalam bekerja.Â
Membuktikan bahwa diri sendiri yang terbaik tidak akan mendapatkan ujung yang sesuai dengan realitas yang ada. Semua akan berusaha menjadi yang terbaik, dan semua sudah menjadi yang terbaik dari versi masing – masing.Â
Ketika rekan mahasiswa asistensi mengajar mendapatkan apresiasi atas pencapaian dalam pencetusan progendanya, sebagai rekan yang baik harus saling mendukung. Karena semuanya berhak untuk mendapatkan dukungan secara positif untuk keberlangsungan kegiatan yang dilaksanakan. Ketika muncul ego dalam diri, maka tidak akan mampu seseorang menjadi sportif, karena yang ada dipikiran adalah pengakuan bahwa dirinya terbaik dan tidak ada yang mampu dikalahkan. Hal tersebut yang saya hindari agar tidak sampai terjadi dan menjadi gap dalam kegiatan bersama rekan mahasiswa asistensi mengajar.
Banyak pengalaman yang saya ambil disini, dari lingkungan yang semula asing di pandangan saya sampai akhirnya saya merasa seperti sedang berada di sekolah dimana disinilah saya belajar. Mungkin ekspetasi saya sebelumnya atas beberapa pertanyaan yang tidak terjawab dengan baik, dikarenakan kurangnya komunikasi dari berbagai arah. Karena sebetulnya itulah yang diperlukan guna melancarkan segala kegiatan yang direncanakan.Â
Disini saya belajar bagaimana berkomunikasi yang baik, sopan, jelas, dan formal ketika berbicara dengan kepala sekolah, guru, staff dan rekan mahasiswa. Ketika saya mencoba untuk memberanikan diri menyampaikan apa yang ada dalam pikiran saya kepada para guru disini, ternyata hal yang semula saya bingungkan dapat terjawab dengan sangat jelas. Dari situlah saya sadar bahwa, tidak bisa percaya hanya pada satu perspektif individu saja, karena bisa jadi informasi yang saya peroleh tersebut masih belum valid. Belajar dari matakuliah yang sudah saya dapatkan, sebagai bentuk validitas suatu data informasi membutuhkan berbagai sumber untuk mendapat kebenarannya.
Seluruh warga sekolah disini menjadi sumber saya belajar dan berproses untuk memperbaiki apa yang sebelumnya belum maksimal. Hal yang akan selalu saya ingat dari salah satu guru disini yakni, ketika kita mengetahui suatu kebenaran atau ilmu maka terapkan jangan hanya mengikuti aturan yang justru malah tidak membawa implikasi positif terhadap orang lain. Dalam konteks ini, beliau salah satu guru yang dalam perspektif saya pribadi sangat berbeda dari yang lain. Karena semangat beliau sebagai seorang pendidik yang sangat tinggi, saya belajar banyak dari beliau.Â
Banyak sekali pertanyaan yang saya sampaikan kepada beliau, tidak jarang pula beliau ini mengajak saya untuk berdiskusi. Beliau pernah berkata, bahwa menjadi seorang guru harus menarik jangan hanya menjadi biasa dan pada umumnya. Dari situ saya kemudian berupaya menerapkan ketika mendampingi pembelajaran di kelas. Pembawaan beliau yang selalu memposisikan diri dalam setiap situasi yang berbeda, sangat dapat dijadikan contoh. Karena dimana kita berada, perlu untuk menyesuaikan dengan kondisi yang ada. Dengan begitu kita akan selamat dan mendapat hasil yang sesuai.
 Program kerja dan agenda yang terlaksana disini, diterima dengan baik oleh kepala sekolah, guru, staff, dan peserta didik. Dimana progenda yang saya dan rekan mahasiswa asistensi mengajar rancang ini selalu melibatkan pihak sekolah. Setiap akan mengadakan progenda, selalu melakukan konsultasi kepada koordinator pamong beserta guru pamong. Disini saya mendapatkan banyak insight dari perspektif seorang guru. Karena beliaulah yang paham akan kondisi sekolah, maka banyak feedback baik saran atau masukan positif yang dapat saya pelajari.
Beberapa guru memberikan ruang belajar untuk saya dan dan rekan mahasiswa asistensi mengajar ketika akan merealisasikan progenda, dengan tidak banyak interupsi dan mempercayakan kepada kami. Dengan kepercayaan yang diberikan inilah yang membuat saya merasa mempunyai tanggung jawab untuk menjaga. Hal yang dapat saya lakukan adalah berusaha dan yakin bahwa segalanya dapat terlaksana ketika ada niat dan optimis yang tertanam dalam diri.
Saya sangat menyukai belajar dalam bidang teknologi. Salah satu matakuliah yang pernah saya peroleh yakni Komputer dan Aplikasi Manajemen Pendidikan. Matakuliah tersebut adalah favorit bagi saya, karena saya rasa dengan teknologi, pekerjaan apapun dapat dipermudah.
Teknologi akan selalu berfungsi dalam segala aspek kehidupan, termasuk pendidikan. Dari situlah kemudian saya mencoba untuk merancang ulang sebuah aplikasi sederhana berbasis Microsoft Excel untuk membantu pelayanan perpustakaan agar beralih pada sistem digital.
Hal ini sebagai perwujudan integrasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang ingin saya terapkan disini. Harapannya setelah saya sudah tidak lagi menjadi mahasiswa program asistensi mengajar disini, akan tetapi masih ada yang dapat saya berikan untuk membantu memudahkan pelayanan kepada peserta didik dalam rangka manajemen layanan khusus perpustakaan di SDN Pisangcandi 1 Malang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H