Maka dari itu, disinilah saya belajar bagaimana ketika teori yang saya peroleh selama kuliah untuk kemudian direpresentasikan dalam program kerja dan agenda yang saya buat. Meskipun terkadang merasa bahwa masih banyak hal yang kurang mencapai ekspetasi saya selama ini ketika menjalankan kegiatan asistensi mengajar, akan tetapi saya tetap selalu berusaha untuk memberikan dedikasi yang terbaik sebagaimana tujuan dari asistensi mengajar. Karena menurut saya, jika tanggung jawab telah menjadi bagian dari diri saya akan suatu hal, maka sudah menjadi tugas saya untuk memberikan apa yang mampu saya berikan di dalamnya.
Beberapa kali saya bertugas mendampingi kegiatan pembelajaran bersama peserta didik. Meskipun dalam departemen saya yang tidak diarahkan sebagai pengajar, akan tetapi ketika sekolah memerlukan bantuan saya siap melaksanakannya.Â
Dalam kegiatan belajar mengajar di kelas, saya sering ditemani oleh mahasiswa PGSD yang notabene memang ditujukan untuk mengajar dalam kegiatan ini. Sehingga saya menyebut diri saya hanya sekedar mendampingi, karena dalam praktiknya rekan mahasiswa PGSD yang lebih kompleks persiapan dalam mengajarnya.Â
Disini saya banyak belajar dari mereka, tentang bagaimana cara menjadi seorang pendidik, sabar ketika peserta didik sulit untuk diarahkan, menjadi penengah ketika peserta didik sedang bertengkar, dan masih banyak lagi. Sekalipun  dalam khususnya mahasiswa asistensi mengajar dari departemen Administrasi Pendidikan tidak ditujukan untuk mengajar, tetapi semua ini saya lakukan sebagai bentuk belajar loyalitas. Karena loyalitas saya rasa sangat penting untuk dimiliki.
Program kerja dan agenda yang saya dan rekan mahasiswa asistensi mengajar laksanakan ini, beberapa di antaranya adalah progenda gabungan. Dimana kami melaksanakannya dengan membagi beberapa jobdesc. Contohnya program kerja perpustakaan dan agenda pondok ramadhan.Â
Disini kami mendapat tugas yang masing – masing berbeda. Semua dibagi rata berdasarkan kesepakatan bersama. Ketika terdapat hal – hal yang urgent, kami akan membuat forum diskusi sehingga mencapai kesepakatan bersama. Dari sinilah ilmu decision making (pembuatan keputusan) dapat diterapkan.Â
Namun, tidak menutup kemungkinan ketika sedang dalam sebuah forum diskusi bersama rekan mahasiswa asistensi mengajar, terdapat hal yang kurang sesuai. Akibatnya, ada gap yang sedikit menghambat jalannya kegiatan. Meskipun demikian, kesepakatan dengan suara terbanyaklah yang kemudian kami ambil sebagai alternatif solusi dalam permasalahan yang kerap kali timbul. Dengan begitu, tidak ada lagi hal – hal kecil yang dapat menghambat jalannya kegiatan.
Selain itu dengan adanya program kerja dan agenda gabungan ini, sangat membuat saya banyak belajar makna sportivitas. Karena saya sadari bahwa semua manusia akan selalu saling membutuhkan satu sama lainnya, maka tidak perlu ada yang namanya rivalitas dalam bekerja.Â
Membuktikan bahwa diri sendiri yang terbaik tidak akan mendapatkan ujung yang sesuai dengan realitas yang ada. Semua akan berusaha menjadi yang terbaik, dan semua sudah menjadi yang terbaik dari versi masing – masing.Â