Ketika rekan mahasiswa asistensi mengajar mendapatkan apresiasi atas pencapaian dalam pencetusan progendanya, sebagai rekan yang baik harus saling mendukung. Karena semuanya berhak untuk mendapatkan dukungan secara positif untuk keberlangsungan kegiatan yang dilaksanakan. Ketika muncul ego dalam diri, maka tidak akan mampu seseorang menjadi sportif, karena yang ada dipikiran adalah pengakuan bahwa dirinya terbaik dan tidak ada yang mampu dikalahkan. Hal tersebut yang saya hindari agar tidak sampai terjadi dan menjadi gap dalam kegiatan bersama rekan mahasiswa asistensi mengajar.
Banyak pengalaman yang saya ambil disini, dari lingkungan yang semula asing di pandangan saya sampai akhirnya saya merasa seperti sedang berada di sekolah dimana disinilah saya belajar. Mungkin ekspetasi saya sebelumnya atas beberapa pertanyaan yang tidak terjawab dengan baik, dikarenakan kurangnya komunikasi dari berbagai arah. Karena sebetulnya itulah yang diperlukan guna melancarkan segala kegiatan yang direncanakan.Â
Disini saya belajar bagaimana berkomunikasi yang baik, sopan, jelas, dan formal ketika berbicara dengan kepala sekolah, guru, staff dan rekan mahasiswa. Ketika saya mencoba untuk memberanikan diri menyampaikan apa yang ada dalam pikiran saya kepada para guru disini, ternyata hal yang semula saya bingungkan dapat terjawab dengan sangat jelas. Dari situlah saya sadar bahwa, tidak bisa percaya hanya pada satu perspektif individu saja, karena bisa jadi informasi yang saya peroleh tersebut masih belum valid. Belajar dari matakuliah yang sudah saya dapatkan, sebagai bentuk validitas suatu data informasi membutuhkan berbagai sumber untuk mendapat kebenarannya.
Seluruh warga sekolah disini menjadi sumber saya belajar dan berproses untuk memperbaiki apa yang sebelumnya belum maksimal. Hal yang akan selalu saya ingat dari salah satu guru disini yakni, ketika kita mengetahui suatu kebenaran atau ilmu maka terapkan jangan hanya mengikuti aturan yang justru malah tidak membawa implikasi positif terhadap orang lain. Dalam konteks ini, beliau salah satu guru yang dalam perspektif saya pribadi sangat berbeda dari yang lain. Karena semangat beliau sebagai seorang pendidik yang sangat tinggi, saya belajar banyak dari beliau.Â
Banyak sekali pertanyaan yang saya sampaikan kepada beliau, tidak jarang pula beliau ini mengajak saya untuk berdiskusi. Beliau pernah berkata, bahwa menjadi seorang guru harus menarik jangan hanya menjadi biasa dan pada umumnya. Dari situ saya kemudian berupaya menerapkan ketika mendampingi pembelajaran di kelas. Pembawaan beliau yang selalu memposisikan diri dalam setiap situasi yang berbeda, sangat dapat dijadikan contoh. Karena dimana kita berada, perlu untuk menyesuaikan dengan kondisi yang ada. Dengan begitu kita akan selamat dan mendapat hasil yang sesuai.
 Program kerja dan agenda yang terlaksana disini, diterima dengan baik oleh kepala sekolah, guru, staff, dan peserta didik. Dimana progenda yang saya dan rekan mahasiswa asistensi mengajar rancang ini selalu melibatkan pihak sekolah. Setiap akan mengadakan progenda, selalu melakukan konsultasi kepada koordinator pamong beserta guru pamong. Disini saya mendapatkan banyak insight dari perspektif seorang guru. Karena beliaulah yang paham akan kondisi sekolah, maka banyak feedback baik saran atau masukan positif yang dapat saya pelajari.
Beberapa guru memberikan ruang belajar untuk saya dan dan rekan mahasiswa asistensi mengajar ketika akan merealisasikan progenda, dengan tidak banyak interupsi dan mempercayakan kepada kami. Dengan kepercayaan yang diberikan inilah yang membuat saya merasa mempunyai tanggung jawab untuk menjaga. Hal yang dapat saya lakukan adalah berusaha dan yakin bahwa segalanya dapat terlaksana ketika ada niat dan optimis yang tertanam dalam diri.
Saya sangat menyukai belajar dalam bidang teknologi. Salah satu matakuliah yang pernah saya peroleh yakni Komputer dan Aplikasi Manajemen Pendidikan. Matakuliah tersebut adalah favorit bagi saya, karena saya rasa dengan teknologi, pekerjaan apapun dapat dipermudah.
Teknologi akan selalu berfungsi dalam segala aspek kehidupan, termasuk pendidikan. Dari situlah kemudian saya mencoba untuk merancang ulang sebuah aplikasi sederhana berbasis Microsoft Excel untuk membantu pelayanan perpustakaan agar beralih pada sistem digital.
Hal ini sebagai perwujudan integrasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang ingin saya terapkan disini. Harapannya setelah saya sudah tidak lagi menjadi mahasiswa program asistensi mengajar disini, akan tetapi masih ada yang dapat saya berikan untuk membantu memudahkan pelayanan kepada peserta didik dalam rangka manajemen layanan khusus perpustakaan di SDN Pisangcandi 1 Malang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H