Oleh : Lilik Solekah, SHI.
( Ibu Peduli Generasi)
Tak sekedar prihatin, namun hati ini selalu merasa teriris bahkan saat makan pun terasa bergelimang darah syuhada' di sekeliling kita, namun kita tak kuasa melakukan apapun.
Sudah 36 ribu jiwa syuhada' yang gugur dimedan perang tanpa ada pembelaan yang memadai. Padahal dalam Islam satu nyawa melayang saja timbanganya lebih berat daripada bumi beserta isinya. Dari sini bisa kita  lihat bahwa nyawa dalam Islam itu sungguh sangat berharga. Terbunuhnya satu nyawa baik sengaja maupun tidak ini ada diyat yaitu membebaskan 1  budak muslim yang nilainya setara dengan 4,2 milyar.
Jangankan nyawa di Islam ini sebesar duri yang kecil dijalan saja ada aturan harus disingkirkan apalagi israil ini termasuk duri yang besar maka wajib disingkirkan keberadaanya dari muka bumi. Kaidah fiqihnya segala mudharat dimuka bumi ini harus  dihilangkan.
Hukum dari memerangi musuh islam yang tampak ini adalah fardhu 'ain bagi penduduk di daerah yang diperangi itu sendiri dan fardhu kifayah bagi masyarakat  muslim di sekitar daerah tersebut termasuk Indonesia.
Bagaimana jika dihalangi dalam berjihad? ini sebuah keniscayaan yang terjadi saat ini dimana penyakit wahn telah tertanam dan sudah berakar pada kaum muslimin. Takut mati dan cinta dunia. Dalam benak penguasa pun demikian, inginya meraih harta duniawi sebanyak-banyaknya walu lewat jalan haram.Â
Sedang takut mati disini lebih spesifik ke takut jihad membenci perang. Makanya konsep jihad dalam dunia pendidikan dihapuskan dan dipindah dalam pelajaran sejarah kebudayaan Islam. Maka wajar jika negeri-negeri muslim yang terdekat pun tidak ada yang peduli terhadap saudara di Palestina.Â
Dan tidak ada satupun negara yang mengirim tentaranya untuk membela palestina. sehingga kita tidak bisa berharap sedikitpun pada penguasa-penguasa saat ini.
Negara-negara timur pun takut akan diembargo oleh negara adidaya saat akan membantu palestina.Â