Mohon tunggu...
Lilik Solekah
Lilik Solekah Mohon Tunggu... Penulis - Ibu Rumah Tangga

Saya ibu dua anak, yang mengabdi pada suami dan orangtua. Keinginan tertinggi berkumpul dengan orang tua, saudara, anak-anak, cucu cicit kakek nenek di surga dan bertetanga dengan Rosulullah.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Harga Kebutuhan Melangit Rakyat Menjerit

26 Maret 2024   23:34 Diperbarui: 26 Maret 2024   23:50 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[Reportase]

Harga Kebutuhan Melangit, Rakyat Menjerit.

Oleh: Lilik Solekah, SHI.

Ahad 24 Maret 2024 masyarakat leces berbondong-bondong menghadiri Majelis Taklim Islam Kaffah yang diselenggarakan rutin setiap bulan. Kali ini bertepatan di mushola Al hikmah. Pertengahan Ramadhan yang terik tak menyurutkan semangat menimba ilmu, dari remaja hingga nenek-nenek pun turut serta.

Acara dibuka oleh host Ustadzah Afida Rahma, S Pdi. dilanjut pembukaan acara dengan tilawah oleh Ustadzah Suhaisdeeh dilanjut materi inti oleh ustadzah Vinda dengan tema "bHarga Kebutuhan Melangit Rakyat Menjerit."

Pemateri mengawali dengan pertanyaan apa yang dirasakan ibu-ibu kini. Apa ada perbedaan Ramadhan ini dengan tahun lalu. Ibu-Ibu menjawab merasakan. Ada yang mengatakan Ramadhan ini cenderung sepi, biasanya ada patroli membangunkan sahur kini jarang terdengar. dari toa masjid pun tidak seramai dan se semangat ramadhan lalu. Ada yang bilang pasar pun sepi. Harga pada naik semua walaupun ini tradisi tahunan namun sekarang terasa banget. Ada yang mengatakan pasar nya lagi sakit.

Ibu 4 putri ini melanjutkan dengan memaparkan data mengapa kebutuhan pada naik salah satunya disebabkan oleh cuaca yang tidak menentu yang menghasilkan hasil panen turun. Dan kondisi saat ini sangat memprihatinkan karena disaat muslim kebutuhannya meningkat dari hari biasanya justru kebutuhan meroket.

Dulu sungai aliran bening banyak ikannya sekarang sudah berubah. Segala macam kebutuhan pokok sudah dikelola pengusaha. Contoh saja beras dari petani dibeli dengan harga murah diproduksi menjadi beras terkemas super dipatok lah harga oleh penguasa agar mendapatkan keuntungan yang berlipat lagi-lagi pengusaha yang untung rakyat semakin buntung.

Apa yang seharusnya dilakukan? 

penguasa sebagai roin  sebagai pelayan umat seharusnya mengantisipasi kenaikan harga yang signifikan dengan :

  1. Riset menghadapi perubahan cuaca,

  2. Memperbaiki cara distribusinya,

  3. mengusir swasta yang memanfaatkannya.

permasalahanya semua itu tidak bisa dilakukan secara maksimal apabila sistem yang diemban oleh negara adalah kapitalisme. Benar ada bantuan penguasa untuk kesejahteraan namun hingga kini apakah BLT, PKH sudah mengentaskan kemiskinan? jawabnya belum. Banyak bantuan yang salah sasaran. anggaran sampai bawah tersunat tinggal seperempat. yang kedua ada upaya industri padat karya namun banyak yang gulung tikar bahkan hingga menjual tempat tinggal satu-satunya untuk menutupinya. Sebab modal dari UMKM nya dihutangi dengan bunga (riba).

Akibat dari bahan pokok naik, cari kerja sulit. Sedang tuntutan  kebutuhan semakin tinggi otaknya buntu ahirnya cari jalan pintas. Jika tidak mencuri, merampok maka ada opsi ngeri yaitu bunuh diri massal satu keluarga.

Islam sebagai solusi tuntas. dalam islam pemimpin kedudukanya sebagai pelayan umat. Ada pengelolaan baitul mal yang peruntukanya jelas. ada sanksi-sanksi yang tegas dan menjerakan bagi orang-orang yang zalim terhadap haq yang lain dan juga bagi pelanggar kebijakan negara.

Sistem khilafah meniscayakan paradigma bahwa pemimpin adalah pelayan dan pelindung bagi warganya sehingga mengikat penguasa untuk menjamin terpenuhinya kebutuhan pokok warganya dengan penerapan swasembada pangan dalam pemenuhan kebutuhan dasar dan kebutuhan pelengkap seluruh warga negara.

Setelah materi selesai dipaparkan dilanjut dengan sesi tanya jawab yang dibagi dua sesi. Sedang setiap sesi terdiri dari tiga pertanyaan yang disambut antusias oleh peserta kajian. Dan dilanjut pembagian doorprize dan bingkisan untuk jamaah majelis taklim yang hadir berupa gula, teh, mie instan, dan kurma. Terakhir ditutup doa oleh Ustadzah Wahidah At Tamamah. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun